08 January 2023

Belajar Mencintai Diri Sendiri dari Lagu "Wanita"

Terhitung sejak 16 Juli 2021, Rossa atau yang akrab dipanggil Teh Oca merilis sebuah video klip lirik dari lagu terbarunya yang berjudul 'Wanita' di kanal YouTube miliknya, Rossa Official. Lagu tersebut merupakan ciptaan Rian D’Masiv dan dia mempercayakan Rossa untuk menyanyikan lagu ciptaannya.

Jika dilihat dari deskripsi video yang diunggah, dijelaskan bahwa lagu ini menceritakan tentang harapan wanita untuk selalu dicintai dan dijaga hatinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sedangkan jika melihat komentar, penyanyi lagu tersebut menulis, “Semoga kalian suka dengan konsep video lirik-nya. Ini adalah persembahan untuk wanita hebat di dalam hidup kita. Bisa diri kamu, dan wanita yang paling berpengaruh di dalam hidup kamu.”

Jadi barangkali, setiap orang bisa membaca pesan yang berbeda-beda dalam lirik lagu ini. Karena seperti yang Rossa tulis, “Bisa diri kamu, dan wanita yang paling berpengaruh di dalam hidup kamu.”. Itu artinya, diva Indonesia tersebut mempersilakan pendengar untuk menentukan objeknya sendiri dari pesan dalam lagu tersebut. Bagi siapa lagu ini diperuntukkan? Begitu pun saya, ketika pertama mendengar lagu ‘Wanita’.

Dari lirik ‘Dengarlah dengarkan pintaku ini, jaga hatimu ‘tuk wanita itu’, saya kira lagu ini adalah pesan dari seorang ibu kepada anak lelakinya yang ingin menikah dengan perempuan pilihan. Ibu itu seolah berpesan, “Jaga hatimu, cukup untuk wanita yang telah menjadi pilihanmu. Jangan sakiti dia, Nak.” Tapi begitu sampai pada lirik “Wanita itu adalah aku”, rasanya kurang pas. Jadi saya coba untuk meresapi liriknya kembali.

Beberapa hari kemudian, saya menangkap pesan yang lebih mengarah ke self love. Tapi, self  di sini bermakna umum. Bisa untuk lelaki maupun perempuan. Agar lebih jelas, saya akan menjelaskan makna bait per bait lirik lagu itu versi saya sendiri di bawah ini.

Bertahun-tahun aku bersamamu

Bertahun-tahun kuhabiskan waktuku

Hanya untuk engkau

Belahan hatiku, penuntun hidupku

Coba deh, renungkan. Bertahun-tahun, tentu sejak bayi, kamu ya bersama kamu sendiri. Setiap orang hidup bersama dirinya sendiri. Toh kita semua tahu, tidak semua orang memiliki orang tua, tidak semua orang memiliki keluarga, tidak semua orang memiliki kerabat yang begitu dekat. Maka, kita pada hakikatnya membersamai diri sendiri. Dari waktu ke waktu, sesungguhnya kamu adalah teman bagi dirimu sendiri. Hanya kamu, orang yang bisa menerima dan menyelamatkan dirimu sendiri.

Dengarlah, dengarkan pintaku ini

Jaga hatimu ‘tuk wanita itu

Wanita yang tak pernah lelah mengerti

Wanita itu adalah aku

Seseorang meminta pada dirinya sendiri. ‘Jaga hatimu, jaga kesehatan mentalmu, jaga kesehatan fisikmu, jaga diri sendiri agar terus bisa menerima diri apa adanya'. Karena sebenarnya, kita sendirilah yang tak pernah lelah mengerti dan memahami diri. Terus menjalani setiap fase kehidupan, hingga akhirnya bisa menerima diri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Kalau bukan kita sendiri, lalu siapa lagi? Namun dalam lagu ini dikhususkan, bagi diri seorang wanita.

Kuharap kau tak akan bosan

Melihatku setiap hari

Hanyalah denganmu, kumerasa tenang

Kumerasa aman

Pernahkah kamu bosan pada diri sendiri? Tentu itu bukanlah hal yang diinginkan. Maka di sini, kita berharap untuk tidak bosan berkaca di depan cermin, menjalani hari, dan melakukan hal-hal lain bersama diri sendiri. Karena hanya bersama diri sendirilah, kita bisa lebih tenang, dan aman.

Namun, menerima diri tentu bukan hal yang mudah bagi sebagian orang. Bahkan di antaranya, ada yang memerlukan waktu yang panjang untuk bisa berdamai. Tapi, jangan bosan berproses. Karena kita ditakdirkan hidup, memang untuk berproses. Berproses dalam memperbaiki ibadah, berproses dalam mengembangkan bakat, berproses menerima diri, dan berproses melakukan hal-hal lainnya. Nah, kamu tentu tahu bukan, bahwa zikir itu bisa membuat hati tenang? Jadi, berproseslah dengan diiringi zikir, salat, dan ibadah rohani lainnya. Karena itu adalah salah satu bentuk menyayangi diri.

- tulisan ini sudah pernah dimuat di DejavuMagz edisi 286

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: