27 September 2020

 Aku tiba di depan kantor cabang bank dalam negeri yang berada tak jauh dari kediamanku. Tapi tunggu. Aku melihat dua orang pengunjung lain sedang menulis sesuatu di atas selembar kertas. Padahal, aku tak pernah melakukan itu ketika terakhir kali mengunjungi kantor cabang bank ini. Terkecuali ketika di dalam ruangan.

Kertas apa ya itu?, tanyaku dalam hati.

Namun karena kedua orang itu masih menulis, akhirnya aku memutuskan untuk meminta cairan antiseptik terlebih dulu dari botolnya yang juga berada di luar ruangan. Kemudian, mencabut tisu untuk mengeringkan tanganku dan membuangnya ke tempat sampah yang berada di pojok kiri.

Kedua pengunjung yang sebelumnya sedang menulis telah memasuki ruangan. Dan tak banyak membuang waktu, aku pun mengambil pena yang tersedia dan memperhatikan tulisan yang tertera pada kertas tersebut. Ternyata, kertas tersebut berisi daftar nasabah yang berkunjung beserta tujuannya. Dan aku pun menuliskan hal yang sama seperti nasabah yang lain.

Setelah menuliskan nama, aku langsung memasuki ruangan tanpa dicek suhu tubuh. Karena kebetulan, sedang tidak ada satpam yang menjaga sedari tadi. Aku pun heran. Padahal, biasanya selalu ada seorang satpam yang stand by di depan pintu setiap kali kantor cabang ini dibuka. Tapi ya sudahlah, aku tak memikirkannya.

Di dalam ruangan, aku menunggu beberapa saat di samping pintu masuk. Karena kebetulan meja tempat kertas formulir berada yang aku tuju sedang ditempati nasabah lain yang sedang mengisi formulir juga. Hingga akhirnya, aku pun bisa mengambil formulir penyetoran uang yang aku tuju dan mengisi formulir tersebut setelah nasabah sebelumnya menyerahkan kertas formulir ke sebuah kotak kecil yang berada di atas meja teller. Dan setelah aku mengisi formulir, aku pun melakukan hal yang sama seperti nasabah sebelumnya. Meletakkan kertas itu di sebuah kotak kecil yang berada di atas meja teller dan duduk di kursi yang telah disediakan sembari menunggu namaku dipanggil teller. Namun ketika menunggu, aku melihat seseorang berseragam satpam yang muncul dari ruangan dalam kantor berjalan ke arah pintu. Ya, mungkin itu memang satpam yang bertugas hari ini. Pantas saja dari tadi tidak ada yang menjaga pintu, pikirku.

“Habibah”

Tak lama setelah aku melihat satpam itu muncul dari ruangan dalam, seseorang dibalik meja teller memanggilku. Dan seperti biasa, aku berdiri menuju meja teller untuk menyerahkan sejumlah uang yang ingin aku setorkan beserta buku tabungannya.

“Sekian?” teller tersebut menyebutkan jumlah uang yang ingin aku setorkan setelah membacanya di formulir.

“Iya.”

Dengan cekatan, teller tersebut menghitung uang yang aku serahkan. Kemudian menginput saldo rekeningku dengan berbagai mesin yang berada di balik meja teller.

“Sudah selesai. Ada yang bisa dibantu lagi?” tawar teller tersebut setelah menyerahkan buku tabungan beserta formulir ‘versi abu’ dari formulir yang telah aku isi sebelumnya.

“Tidak ada.” jawabku dengan gelengan kepala.

“Baik. Terima kasih.”

Setelah ucapan ‘terima kasih’ dari teller tersebut, aku membalikkan badan menuju arah pintu keluar. Namun, langkahku terhenti ketika memeriksa jumlah saldo yang tertera di buku tabunganku.

Terakhir kali buka m-banking, uang aku di rekening ada berapa ya?, tanyaku pada diri sendiri.

Karena penasaran, akhirnya aku kembali duduk di sebuah kursi yang telah disediakan. Mengambil gawai dari dalam tas selendang kemudian membuka m-banking yang aku maksud. Dan benar saja, ternyata uang yang aku setorkan hari ini terinput dua kali. Sehingga pantas saja jika jumlah saldo yang tertera di buku tabungan menjadi lebih besar dari yang ‘seharusnya’.

Setelah mengetahui itu, aku segera berjalan menuju meja teller kembali setelah nasabah lainnya selesai berurusan dari meja teller.

“Teh, maaf. Ini ternyata saldonya ke-input dua kali. Soalnya tadi ngerasa aneh sih sama jumlah saldonya, terus liat di m-banking ternyata ke-input dua kali” ucapku pada teller perempuan itu dengan memberikan penjelasan dan menyodorkan buku tabunganku beserta formulir ‘versi abu’ kembali.

“Oh maaf, teh. Diperiksa dulu ya” teller itu menerima buku tabungan dan formulir ‘versi abu’ yang kusodorkan. Kemudian memeriksa kebenarannya melalui mesin yang berada di hadapannya.

“Win, itu saldonya keinput double?” tanya partner kerja teller yang berada di sudut ruangan lain.

“Iya. Padahal ini ke-print-nya mah cuma sekali” teller tersebut menjawab pertanyaan temannya. Kemudian sedikit berbincang dari kejauhan.

“Teh, ini sudah diperbaiki. Sudah diberi keterangan tambahan di formulirnya. Terima kasih sudah diberitahu sebelumnya ya, Teh” ucap teller tersebut padaku dan mengembalikan buku tabungan beserta formulir ‘versi abu’ yang telah diberi keterangan tambahan lain.

“Oh, iya. Terima kasih.”

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: