24 January 2022

Kekurangan dan Kelebihan KBM App dari Sudut Pandang Pembaca

Logo KBMApp

Membaca, biasanya diidentikkan dengan buku. Siapa saja yang suka membaca, biasanya dijuluki kutu buku. Meski sebenarnya, buku bukanlah satu-satunya media yang bisa dijadikan bahan bacaan. Sejak dulu, sudah ada koran. Tapi tidak pernah ada julukan kutu koran. Kini, sudah ada situs web daring dan aplikasi bacaan. Tapi tidak pernah ada julukan kutu website atau kutu aplikasi.

Namun terlepas dari julukan tersebut, orang yang suka membaca semestinya tidak memilih-milih media bacaannya. Mau itu buku, koran, situs web, atau aplikasi, selama bisa dibaca, ya dibaca. Meski memang, setiap orang punya kecenderungan tersendiri apakah ia lebih suka membaca buku fisik, koran fisik, situs web daring, ebook, atau koran digital, berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki media tersebut. Begitu pula dengan aplikasi KBM App, yang menjadi salah satu aplikasi baca di Indonesia.

Sebenarnya, aplikasi KBM App ini tidak berfungsi sebagai aplikasi baca saja, tapi juga aplikasi menulis. Karena sesuai namanya, bahwa KBM itu merupakan singkatan dari Komunitas Bisa Menulis. Maka, di aplikasi ini pun kita bisa berperan sebagai pembaca dan penulis sekaligus.

Awalnya, nama aplikasi ini adalah Ketix dan dipelopori oleh Tendi Murti dan Dewa Eka Prayoga. Lalu entah di tahun 2019 atau 2020, aplikasi ini berubah nama menjadi KBM App. Aku sendiri, menggunakan aplikasi ini dari pertengahan tahun 2020 ketika namanya telah berubah menjadi KBM App. Sedangkan di tanggal 1 Mei 2021, KBM App berulang tahun yang kesatu. Itu artinya, kemungkinan perubahan nama ini baru resmi terjadi di tahun 2020. Dan dengan perubahan ini juga, Isa Alamsyah dan istrinya, Asma Nadia, ikut andil dalam pertumbuhan KBM App selanjutnya.

Namun sebelum itu, singkatan KBM sebenarnya sudah ramai di media sosial Facebook. Karena di sana, sudah ada grup dengan nama serupa, Komunitas Bisa Menulis (KBM), yang diprakarsai oleh Isa Alamsyah dan Asma Nadia. Bahkan, pernah juga grup tersebut tiba-tiba dihapus oleh Facebook  sehingga dibuatlah grup baru dengan nama hampir serupa setelahnya, KOMUNITAS BISA MENULIS (KBM.OFFICIAL).

Setelah membahas awal mula munculnya, mari kita lanjut dengan membahas kekurangan dan kelebihannya. Namun di karena KBM App ini aku berperan sebagai pembaca sekaligus penulis, maka di tulisan kali ini, aku akan membahas kekurangan dan kelebihan KBM App dari sudut pandang  pembaca lebih dulu.

Kekurangan KBM App dari Sudut Pandang Pembaca

Unlock Setiap Bab

Sebagai pembaca, sejujurnya ada rasa agak berat ketika mau unlock (buka kunci) setiap bab. Karena pada awalnya, aku mengunduh aplikasi ini dengan tujuan mencari bacaan gratis sih. Hehe. Dan ternyata aplikasi ini bukanlah tempatnya.

Di KBM App, pembaca perlu membuka kunci bab yang ingin dibaca yang telah di-monetize oleh penulisnya. Lebih tepatnya, ketika ingin membaca bab 8 sampai seterusnya. Karena di bab 1-7, memang diatur untuk tidak bisa di-monetize. Lalu bab 8-10, akan ada pilihan antara membuka bab dengan koin emas atau koin perak. Tentu, koin emas harganya lebih tinggi dari koin perak. Koin perak bisa didapat secara gratis dengan melakukan misi harian, sedangkan koin emas hanya bisa didapat dengan top up koin emas menggunakan uang. Nah, untuk membuka sebuah bab, diperlukan 15 koin emas atau 15 koin perak (khusus bab 8-10). Sedangkan jika dirupiahkan, 15 koin emas itu setara dengan uang Rp1.500. Ya, sebenarnya, tarif sebesar itu cukup murah untuk membuka sebuah bab dalam buku digital. Tapi ya, malasnya, harus top up berulang kali. Belum lagi, kalau dalam satu buku itu terdiri dari puluhan bab. Misalnya, 60 bab saja. Dari bab satu sampai sepuluh, bolehlah kita katakan gratis. Itu artinya, masih ada lima puluh bab lagi yang perlu di-unlock. Sedangkan 50 (jumlah bab) × 1.500 (tarif per bab) = 75.000. Dan menurutku, harga sebesar itu sudah cukup untuk membeli buku fisik. Jadi kalau memang harga totalnya bisa sampai segitu, ya mending beli buku fisiknya deh. Tapi semestinya sih, bagi orang yang memang senang membaca dan memiliki uang, hal itu bukanlah halangan untuk membaca buku-buku di KBM App. Tidak seperti aku, yang masih hitung-hitungan.

Konten Buku

Salah satu hal yang kurang aku suka dari aplikasi ini, adalah konten ceritanya yang lebih banyak condong ke arah pernikahan, perselingkuhan, dan cerita-cerita rumah tangga lainnya. Malahan, cerita seperti itu paling banyak dilihat dan terpampang di beranda aplikasi. Sedangkan aku yang jelas masih remaja --biar ngerasa muda walau umur terus menua--, lebih berminat cerita teenlit, persahabatan, keluarga, dan sebagainya. Namun bukan berarti cerita-cerita remaja tidak ada. Karena dari sepengamatan aku sih, sebenarnya memang ada, tapi kurang terekspos di beranda. Salah satunya adalah Gadis Korban Bullying dan Pangeran dari Masa Lalu.

Risiko Cerita Tidak Ditamatkan

Di KBM App, penulis dibolehkan mengunggah konten kapan pun, tanpa terikat kontrak, dan tidak mengharuskan untuk menamatkan tulisan. Namun bagi pembaca, hal itu menjadi suatu kekhawatiran kalau-kalau buku yang sedang dibacanya tidak segera dituntaskan oleh penulis. Kan pembaca kecewa juga dong. Sudah unlock bab berkali-kali, tapi tidak tahu ending ceritanya akan seperti apa karena cerita belum juga dituntaskan penulis. Selain itu, ada risiko juga jika kita membuka kunci bab dengan koin emas, tapi isinya sangat sedikit. Hal itu karena KBM App belum secara tegas memberi batasan minimal kata untuk bab premium (bab 8 dst.). Meski sebenarnya, aku sendiri pernah baca di syarat dan ketentuan, bahwa minimal kata dalam cerita bab premium adalah 1000 kata, agar tidak merugikan pembaca. Jadi buat penulis di KBM App--termasuk aku juga pastinya--, tolonglah, buat cerita yang sedikit lebih panjang agar pembaca tidak terlalu merasa dirugikan. Hehe.

Kelebihan KBM App dari Sudut Pandang Pembaca

Koleksi Buku Asma Nadia yang Eksklusif

Selain berperan sebagai salah satu founder KBM App, Asma Nadia juga mengunggah buku terbarunya di aplikasi ini. Beberapa di antaranya bahkan benar-benar eksklusif, hanya ada di KBM App dan belum ada versi cetaknya. Maka, pengguna KBM App diberi kesempatan untuk menjadi pembaca pertama bukunya. Tentu, sama dengan buku tulisan pengguna lainnya. Sama-sama harus dibuka dengan koin emas. Adapun beberapa buku yang eksklusif tersebut antara lain Nikah Tanpa Pacaran, Pertama Bilang Cinta, Bidadari untuk Dewa, dan Assalamu'alaikum Beijing 2: Lost in Ningxia.

Bagaimana? Belum tahu 'kan cerita keempat buku tersebut? Jadi kalau mau jadi pembaca pertama buku -buku karya Asma Nadia, bolehlah unduh aplikasi KBM App. Sekalian menulis juga nantinya. Oh ya, buku Nikah Tanpa Pacaran, belakangan ini baru diterbitkan versi cetaknya oleh Penerbit Republika. Beli bukunya di sini yuk!

Tidak Akan Menemukan Tulisan yang Berbau Porno

Meski kebanyakan konten bukunya berupa cerita-cerita rumah tangga, tapi KBM App tidak akan membiarkan adanya pornoliterasi dan pornografi dalam konten. Karena memang, pihak KBM App melarang hal demikian. Bahkan jika ada yang melanggar, konten tersebut bisa saja diubah atau dihapus.

Untuk yang belum tahu, pornografi itu berupa gambar porno. Ya, sudah tahu 'kan maksudnya bagaimana?

Loh, kenapa dilarang pornografi? Kan kontennya juga tulisan semua?

Tidak semua konten berupa tulisan. Di KBM App, penulis juga bisa mengunggah gambar, misalnya untuk ilustrasi atau keterangan tulisan. Atau, penulis juga bisa mengunggah komik yang dibuatnya sendiri. Selain itu, cover buku juga diperhatikan. Intinya, tidak boleh ada pornografi dalam bentuk apapun. Baik itu sebagai ilustrasi, komik, cover, dan sebagainya.

Selanjutnya, pornoliterasi. Sederhananya, pornoliterasi yaitu tulisan yang mendeskripsikan adegan porno. Misalnya, --mohon maaf-- membuka kancing ketika ingin melakukan jima'. Jadi, walaupun ceritanya berupa cerita rumah tangga, tetap saja adegan demikian tidak diperbolehkann. Karena pada intinya sih, KBM App itu ingin membuktikan, bahwa tulisan itu bisa bagus, lo, tanpa adegan demikian. Tulisan itu bisa menarik minat pembaca, lo, walau tanpa adegan mengundang syahwat. Cukup mengundangnya tuh mengundang emosi pembaca saja untuk menangis, tertawa, dan merasakan apa yang dirasa tokoh dalam cerita. Tidak perlu mengundang syahwat. Jadi, KBM App ingin menjadi wadah yang 'sehat' bagi pembaca dan penulis.

Promo Top Up Koin Emas

Dalam kesempatan tertentu, KBM App cukup sering mengadakan promo top up koin emas. Bisa itu berupa koinnya yang bertambah sekian persen, beli koin tapi cashback sekian persen, dan sebagainya. Namun, tentu ada syarat-syaratnya. Misalnya, promo hanya berlaku selama sekian jam. Atau, promo berlaku untuk metode pembayaran OVO, DANA, dan Gopay. Namun, ketentuan setiap promo yang diadakan berubah-ubah. Dan kalau mau update terus tentang info promonya, follow saja instagram @kbmapp dan subscribe kanal Telegram KBM App. Karena di sana, ada banyak info menarik seputar KBM App.

Perkiraan Waktu Baca

Di bagian kekurangan KBM App, aku membahas bahwa ada risiko ketika kita membuka kunci bab dengan koin emas, tapi isinya sangat sedikit. Nah, hal itu bisa sedikit teratasi dengan adanya perkiraan waktu baca yang diperkirakan oleh pihak KBM App berdasarkan panjang tulisannya. Perkiraan waktu baca itu akan muncul ketika kita membuka bab, bahkan sebelum membuka bab dengan koin emas, di sisi atas di bawah judul bab.

Pengaturan Tampilan Tulisan Ketika Membaca

Di sini, pembaca juga bisa mengatur tampilan tulisan sesuai kenyamanannya. Latar belakangnya bisa diubah menjadi hitam, putih, atau kuning. Ukuran tulisannya juga bisa diatur, apakah mau diperbesar, atau diperkecil. Bahkan jenis hurufnya pun memiliki pilihan, ada serif, sans serif, source sans pro, dan monospace. Pokoknya, kita bisa atur itu semua sesuai kenyamanan.

Merchandise Gift

Selain untuk membuka bab 8-10, koin perak juga memiliki kegunaan lain, lo. Yaitu ditukar dengan merchandise gift KBM App. Jadi kalau kita cukup sering melakukan misi harian dan memiliki banyak koin perak, tukar saja dengan merchandise gift yang tersedia. Di antaraya yaitu buku, gantungan kunci, manicure set, dan pajangan klompen. Gantungan kuncinya juga macam-macam. Ada yang dari luar negeri malahan. Pokoknya, keren-keren deh. Namun tentu, harus memenuhi persyaratan koin peraknya, nih. Karena masing-masing merchandise gift bisa didapat dengan menukar jumlah koin perak yang berbeda-beda. Misalnya, buku Humortivasi bisa didapat dengan menukar 38.000 koin perak, gantungan kunci Germany bisa didapat dengan menukar 90.000 koin perak, dan sebagainya. Jadi, semangat menjalankan misi hariannya, ya!

Bagaimana? Dari beberapa kekurangan dan kelebihan KBM App yang telah disebutkan di atas, apa kamu berminat menggunakan aplikasi ini? Kalau iya, yuk unduh aplikasi KBM App sekarang di sini!

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: