24 January 2021

Waktu Mustajab untuk Berdoa

Doa merupakan salah satu bentuk ibadah dalam beragama. Setiap agama memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai doa. Dimana definisi dari doa tersebut tentunya berpengaruh pada tata cara berdoa itu sendiri. Namun, agama Islam memiliki waktu-waktu tertentu yang lebih baik untuk berdoa. Waktu-waktu yang lebih baik tersebut seringkali dikenal sebagai waktu-waktu mustajab untuk berdoa.

Dikutip dari situs KBBI daring, maksud dari mustajab ialah dapat dengan mudah (lekas) menyembuhkan; manjur; mujarab. Dengan demikian, bisa diartikan bahwa waktu-waktu mustajab untuk berdoa ialah waktu-waktu dimana doa yang dipanjatkan dapat dengan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.. Sehingga waktu-waktu tersebut seringkali diburu atau bahkan dinanti-nanti oleh banyak orang untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Allah Swt..

Berdasarkan berbagai sumber, berikut adalah uraian mengenai waktu apa saja yang disebut sebagai waktu-waktu mustajab untuk berdoa bagi umat Islam :

Sepertiga malam akhir.

Rasulullah SAW. bersabda : "Rabb kita Tabaroka wa Ta'ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya. Kemudian berfirman, 'Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan akan Kukabulkan, siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon ampunan dari-Ku akan Kuampuni.'" (H. R. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadist tersebut, dijelaskan bahwasanya Allah akan mengabulkan setiap doa dari semua hamba-Nya di waktu sepertiga malam terakhir. Baik itu doa untuk meminta, memohon ampunan dan berbagai doa lain yang dipanjatkan setiap hamba-Nya di waktu tersebut. Maka tak heran jika melaksanakan sholat tahajjud di sepertiga malam terakhir sangat dianjurkan bagi umat Muslim dibandingkan melaksanakannya di pertengahan malam. Alasannya, yaitu karena Allah akan lebih mudah mengabulkan doa-doa yang beriringan dengan sholat tahajjud di waktu sepertiga malam terakhir. Bahkan bagi sebagian umat Muslim, pada sepertiga malam terakhir juga disunnahkan untuk membaca doa qunut di i'tidal rakaat terakhir setiap sholat Subuh. Hukum sunnahnya pun merupakan sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat ditekankan untuk melaksanakannya. Jika tidak melaksanakannya, maka perlu melaksanakan sujud sahwi di akhir sholat Subuh tersebut. Meskipun sebagian Muslim lainnya, tidak menghukumi bahwa membaca doa qunut di i'tidal rakaat terakhir setiap sholat Subuh merupakan sunnah muakkad. Sedangkan sebagian Muslim lainnya, ada juga yang membaca doa qunut di waktu-waktu sholat fardhu lainnya selain sholat Subuh.

Setelah sholat 5 waktu.

Abu Umamah Al Bahili r.a. meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rosulullah SAW. : "Ya Rosulullah, doa manakah yang didengar Allah?" Beliau menjawab, "(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat wajib 5 waktu)." (H. R. Tirmidzi).

Terdapat perbedaan pendapat dari banyak ulama mengenai hadits ini. Sebagian ulama menyatakan bahwa maksud dari hadits ini adalah sebelum salam. Sedangkan sebagian ulama lainnya menyatakan bahwa maksud dari hadits ini adalah setelah salam. Seperti yang dicantumkan Imam Nawawi pada bab Dzikir-Dzikir Setelah Sholat dalam kitab Al Adzkar. Hal ini juga selaras dengan tata cara berdoa yang dianjurkan. Karena setelah sholat, tentu saja kita masih menghadap kiblat dan bisa menengadahkan tangan. Lalu kemungkinan besarnya, kita juga masih dalam keadaan suci jika belum terlanjur buang angin ataupun menyentuh najis. Sehingga insya Allah, doa pun bisa lebih mudah dikabulkan. Meski begitu, sebenarnya ada pula doa yang dikhususkan untuk dibaca antara bacaan tahiyat akhir dan sebelum salam dalam sholat. Doa tersebut berbunyi, "Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qobri, wa min syarri fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal". Sedangkan untuk doa dengan versi yang lebih panjang berbunyi, "Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabil qobri wa min 'adzaabinnaari wa min fitnatil masiihid dajjaal. Allahummaghfirlii maa qoddamtu wa maa akhkhortu wa maa asrortu wa maa a'lantu antal muqoddimu wan anta muakhkhiru laa ilaaha illa anta faghfirlii maghfirotan min 'indika warhamnii innaka antal ghofuurur rohiim. Allahumma robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wa fil aakhiroti hasanatan wa qinaa 'adzaabannaar."

Malam lailatul qodar.

“Dari Sayyidah 'Aisyah RA berkata : Aku bertanya, 'Ya Rasulullah jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan waktu itu?' Rasulullah bersabda, 'Ucapkanlah : "Allaahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii"’. (HR. Tirmidzi).

Seperti yang sudah diketahui pada umumnya, bahwa malam lailatul qodar adalah malam yang sangat dinantikan oleh banyak umat Islam. Bahkan dalam Al-Qur'an, dikatakan bahwa malam lailatul qodar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan (Al-Qodar : 2). Oleh karenanya, ibadah yang dilakukan pada malam tersebut pun dinilai sebanding dengan ibadah yang dilakukan selama seribu bulan. Dan doa juga akan dengan mudah terkabulkan. Adapun doa yang dianjurkan Rasulullah SAW. untuk dibaca pada malam lailatul qodar yaitu "Allahumma innaka 'afuwwun karim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii" yang berarti  "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku". Namun karena waktu lailatul qodar tidak selalu diketahui, sebagian umat Muslim lebih memilih untuk membaca doa tersebut setiap setelah melaksanakan sholat tarawih pada bulan Ramadhan.

Ketika Adzan dikumandangkan dan antara Adzan dan Iqomah.

Seringkali, kita sebagai anak disuruh diam oleh orang tua ketika adzan berkumandang. Atau mungkin, kita sebagai murid dicontohkan para ulama untuk diam ketika adzan berkumandang. Semua itu ada sebabnya. Karena pada saat adzan dikumandangkan adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw., “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, kedua kubu saling menyerang.” (H. R. Abu Dawud)

Kemudian setelah adzan dikumandangkan, ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya iqomah ikut dikumandangkan. Pada waktu jeda itulah, salah satu waktu yang juga mustajab untuk berdoa. Sehingga sangat beruntunglah orang-orang yang datang ke masjid ketika atau setelah adzan dikumandangkan. Karena setelah memasuki masjid dan mensucikan diri, mereka dapat memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya untuk berdoa sebelum melaksanakan sholat fardhu. Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah Saw., "Doa diantara adzan dan iqomah tidak tertolak." (H. R. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad).

Sujud dalam sholat.

Dalam setiap rakaat dalam sholat, mengandung berbagai macam doa yang telah ditentukan sesuai dengan gerakannya masing-masing. Namun, umat Muslim sangat dianjurkan untuk berdoa di waktu sujud. Terutama di sujud terakhir setiap sholatnya. Maka tak heran jika banyak para ulama yang memperpanjang waktu sujud terakhir dalam sholatnya. Karena di waktu sujud, seorang hamba dalam keadaan sangat dekat dengan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW., "Seorang hamba yang berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu." (H. R. Muslim)

Ketika berpuasa hingga berbuka.

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdazb, “Dianjurkan bagi orang-orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya, dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.”

Menurut penuturan Imam Nawawi tersebut, sangat jelas bahwa umat Muslim yang berpuasa sangat dianjurkan untuk berdoa. Penuturan tersebut juga didukung oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Ada tiga doa yang tidak tertolak : (1) doa pemimpin yang adil, (2) doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, (3) doa orang yang terzalimi” . Kemudian, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berpendapat bahwa penyebab ketika seseorang yang berpuasa adalah waktu yang mustajab yaitu karena seseorang yang berpuasa mungkin akan merasa sedikit lemah, butuh makanan dan butuh pada Rabb-nya. Sedangkan jika orang tersebut sudah berbuka, badannya sudah kembali segar dan bisa jadi ia akan lalai.

Hari Jum’at

“Sungguh hari Jum’at adalah tuannya hari-hari dan yang paling agung di sisi Allah.” (H. R. Ahmad dan Ibnu Majah).

Hari Jum'at adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Disebut juga sebagai hari raya, hari beribadah dan hari berdoa bagi umat Islam. Oleh karenanya, setiap umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di hari Jum'at.  Baik itu berdzikir, bersholawat, bersedekah, berdoa dan berbagai ibadah lainnya. Seperti pernyataan Imam Ibnu Qayyim, "Allah menjadikan bagi setiap penganut agama suatu hari di mana mereka meluangkan pada hari itu untuk beribadah dan mereka mengosongkan dari berbagai kesibukan dunia.". Maka, hari yang dimaksud bagi umat Islam adalah hari Jum'at.

Pada hari Jum'at pula, kita dapat menemui waktu yang sempit namun sangat mustajab untuk berdoa. Waktu mustajab itu pun hanya berlaku di hari Jum'at saja. Yaitu ketika imam naik mimbar sampai selesai sholat Jum'at. Namun, pendapat lain menyebutkan bahwa maksud dari waktu yang sempit adalah setelah ashar sampai terbenamnya matahari.

----------------------------------------------------

Tulisan diatas merupakan hasil tugas yang aku kerjakan untuk memenuhi tugas mingguan dari program kelas menulis artikel yang diadakan Lingkar Penulis. - Minggu Ketiga.

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: