28 July 2022

Tiga Fakta Jarimatika

"Satu tambah satu, berapa?" tanya seorang kawan dengan menunjukkan jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanannya.

"Sebelas," jawabku.

Pertanyaan seperti yang ada di atas, mungkin bukanlah pertanyaan yang asing lagi bagi kamu. Barangkali, kamu menjawab dua. Karena dari pertanyaannya, hasilnya adalah dua secara logika. Ada juga yang menjawab sebelas, karena dua telunjuk yang ditunjukkan kawan tersebut menyerupai dua buah angka satu yang berjejer sehingga terlihat seperti angka sebelas.

Namun baru belakangan ini, aku menyadari bahwa jawaban "sebelas" dari pertanyaan tersebut bukan hanya karena dua buah telunjuk yang menyerupai angka sebelas. Melainkan, ada teori hitungannya.

Kamu mungkin pernah mendengar istilah "Jarimatika" yang merupakan singkatan dari "Jari dan Matematika." Konon, Jarimatika ini dikembangkan oleh Septi Peni Wulandani pada tahun 2000 hingga 2003. Hal ini bermula ketika beliau melihat anaknya kesulitan berhitung dengan menggunakan semua jari tangan dan kakinya. Sampai akhirnya, metode ini dipublikasi pada tahun 2003 dengan terbitnya buku berjudul Jarimatika, Penambahan dan Pengurangan.

Jika sedari kecil kita diajari metode berhitung sepuluh jari dan semuanya adalah satuan, lain halnya dengan metode Jarimatika. Dalam Jarimatika, hanya jari-jari tangan kanan saja yang dihitung sebagai satuan. Sedangkan jari-jari tangan kiri dihitung sebagai puluhan. Berikut rinciannya :

Tangan Kanan

  • Angka 1 diwakili oleh jari telunjuk tangan kanan
  • Angka 2 diwakili oleh jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
  • Angka 3 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kanan
  • Angka 4 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking tangan kanan
  • Angka 5 diwakili oleh jari jempol tangan kanan
  • Angka 6 diwakili oleh jari jempol dan jari telunjuk tangan kanan
  • Angka 7 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
  • Angka 8 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kanan
  • Angka 9 diwakili oleh kelima jari tangan kanan

Tangan Kiri

  • Angka 10 diwakili oleh jari telunjuk tangan kiri
  • Angka 20 diwakili oleh jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri
  • Angka 30 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri
  • Angka 40 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking tangan kiri
  • Angka 50 diwakili oleh jari jempol tangan kiri
  • Angka 60 diwakili oleh jari jempol dan jari telunjuk tangan kiri
  • Angka 70 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri
  • Angka 80 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri
  • Angka 90 diwakili oleh kelima jari tangan kiri

Dari rincian di atas, silakan kamu perhatikan pada angka 10 dan 1. Di mana angka 10 diwakili oleh jari telunjuk tangan kiri dan angka 1 diwakili oleh jari telunjuk tangan kanan. Nah, sekarang, coba praktikan dengan petunjuk tersebut.

Bagaimana? Apa sudah ditemukan jawabannya?

Ya. Teori perhitungan yang kumaksud adalah dengan menggunakan metode Jarimatika.

Maka, tebak-tebakkan "satu tambah satu" dengan menunjukkan jari telunjuk tangan kanan dan jari telunjuk tangan kiri, bukanlah sembarang tebak-tebakkan. Lebih dari itu, tebak-tebakkan ini seolah memancing kita untuk, "Lihat apa yang aku tunjukkan!". Bukan "Dengar apa yang saya katakan!". Ya, seandainya semua orang tahu.

Baca juga: Pecinta Buku, Yuk ke Perpus BCH!

Jadi, jawaban "sebelas" atas pertanyaan itu bisa dikatakan benar bukan hanya karena tampaknya, tapi juga dari teori perhitungannya.

Eits, pembahasan tidak sampai di situ saja. Judul tulisan ini, "Tiga Fakta Jarimatika", bukan? Maka hal di atas itu baru satu fakta saja. Dua sisanya, belum disampaikan.

Sekarang, perhatikan angka 90 dan angka 9. Di mana angka 90 diwakilkan oleh kelima jari  tangan kiri dan angka 9 diwakilkan oleh kelima jari tangan kanan. Hal ini sama saja berarti kamu harus membuka kesepuluh jari pada kedua tangan.

Nah, jika 90 dan 9 dijumlahkan, hasilnya menjadi 99, bukan? Dalam Islam, 99 itu adalah jumlah asmaul husna. Hal ini mengingatkanku pada perkataan orang-orang yang menyatakan bahwa pada telapak tangan kiri, terdapat garis tangan yang menggambarkan angka 81 dengan tulisan Arab. Sedangkan pada tangan kanan, terdapat garis tangan yang menggambarkan angka 18 dengan tulisan Arab pula. Jika kedua angka ini dijumlahkan, maka hasilnya adalah 99. Sama seperti hitungan Jarimatika. Kok, bisa sama seperti ini ya? Seolah mengisyaratkan bahwa dalam kedua tangan kita memang mengandung 99 nama-Nya.

Lanjut, ke fakta Jarimatika yang ketiga.

Kamu mungkin pernah mendengar hotel bintang lima? Katanya, hotel bintang lima itu adalah hotel yang memiliki fasilitas paling lengkap dan mewah.

Atau, kamu juga pernah belanja di Shopee dan memberi penilaian rating lima yang merupakan penilaian terbaik kepada penjual atas barang yang sudah kita beli?

Omong-omong, kenapa angka 5, ya? Kenapa angka 5 yang menjadi ukuran tertinggi dan terbagus?

Jika dikaitkan dengan Jarimatika, angka 5 itu diwakili oleh jari jempol tangan kanan. Dan sebagaimana yang kita tahu, jari jempol tangan kanan juga seringkali menjadi sebuah simbol penilaian yang bagus. Misalnya, seseorang berkata, "Saya kasih kamu jempol" sembari menunjukkan jari jempol tangan kanannya yang mengartikan bahwa orang yang mengucapkan tersebut memberi penilaian bagus kepada seseorang.

Lo, lo, kok bisa ya? Apa angka lima sebagai penilaian terbaik itu memang benar ada hubungannya dengan Jarimatika? Atau ada alasan lain? Tapi kalau dikaitkan lagi dengan Islam, 5 itu adalah jumlah salat dalam sehari dan rukun Islam. Barangkali, kalau melaksanakan salat 5 waktu setiap hari dan melaksanakan seluruh rukun Islam, kamu akan mendapatkan penilaian terbaik juga dari Sang Maha Mengetahui.

Wallahu 'alam.


Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jarimatika

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: