07 February 2022

Verifikasi Akun Flip, Lama? Enggak kok!

Banyaknya bank yang berdiri di Indonesia, terkadang membuat kita terpaksa mentransfer uang ke rekening lain dengan bank yang berbeda. Akibatnya, ada biaya admin yang mesti ditanggung sehingga mengikis saldo rekening.

Namun, Flip hadir sebagai solusi atas masalah tersebut. Dengan Flip, kita bisa mentransfer uang ke rekening lain dengan bank yang berbeda tanpa biaya admin, dengan perantara rekening Flip.

Cara kerjanya pun mudah. Kita sebagai pemilik akun, hanya perlu transfer uang sesuai nominal yang telah diberikan pihak Flip, ke rekening Flip. Setelah mentransfer, konfirmasikan bahwa kita sudah mentransfer dengan mengklik tombol SAYA SUDAH TRANSFER yang ada pada aplikasi Flip. Tunggu beberapa saat, sampai transaksi transfer antarbank dinyatakan sukses. Selesai! Tinggal download bukti transaksi Flip yang muncul setelahnya. Baca cara kerja Flip lebih lengkap di sini.

Jika kamu termasuk orang yang cukup sering mentransfer uang ke rekening lain dengan bank yang berbeda, Flip ini sangat direkomendasikan untuk kamu. Karena walau terlihat kecil, biaya-biaya admin bank jika dikumpulkan, jumlahnya menjadi banyak juga. Jadi jelas saja Flip akan memperhemat pengeluaranmu.

Namun sebelum itu, kamu perlu tahu satu hal nih. Di Flip, ada empat langkah verifikasi. Yaitu verifikasi nomor HP, isi data diri, verifikasi email, dan verifikasi identitas. Dan jika sudah sampai melakukan verifikasi identitas, kamu bisa transaksi tanpa batasan jumlah. Sedangkan jika belum--misalnya baru sampai verifikasi email--kamu tetap bisa bertransaksi, tapi hanya sampai Rp500.000. Contohnya nih, kamu sudah transfer sampai Rp400.000 sebelumnya. Terus mau transfer lagi Rp150.000 ke bank lain, tapi belum verifikasi identitas. Nah, kamu belum bisa transfer lagi tuh kalau belum verifikasi identitas karena akan melewati batasan jumlah jika transfer Rp150.000. 

Jadi, harus gimana dong?

Jadi, harus verifikasi identitas dulu kalau mau transfer melewati batasan jumlah, yaitu Rp500.000. Dan ini tidak berlaku per hari. Melainkan seterusnya, terhitung setelah melakukan pendaftaran akun Flip.

Namun, proses verifikasi identitasnya juga tidak sulit kok. Bahkan prosesnya terhitung cepat berdasarkan pengalamanku, tidak sampai 24 jam.

Cara verifikasi identitas akun Flip:

  1. Login ke akun Flip, kemudian klik "Lengkapi informasimu dan dapatkan keuntungan yang maksimal!" di beranda aplikasi.
  2. Klik "Lanjut Verifikasi".
  3. Kemudian pilih "Verifikasi Identitas".

  4. Pilih dokumen identitas dan masukkan nomor kartu identitas yang dipilih. Kemudian klik tombol "LANJUT FOTO DOKUMEN".

  5. Selanjutnya, kamu diminta untuk memfoto KTP, wajah, dan wajah bersama KTP. Namun, foto di sini tidak bisa mengambil dari galeri. Kamu harus memfoto KTP secara langsung ketika melakukan verifikasi identitas. Begitu pun ketika memfoto wajah, dan wajah bersama KTP.

  6. Jika sudah, klik tombol "VERIFIKASI IDENTITAS". Lalu tunggu proses validasi data dalam 1× 24 jam.

Mudah, kan, caranya? Bahkan jika beruntung, proses validasinya bisa lebih cepat dari itu, lo. Yuk, download Flip dan lakukan verifikasi identitasmu sekarang agar transaksi tidak lagi terkendala.

01 February 2022

Kekurangan dan Kelebihan KBM App dari Sudut Pandang Penulis
Logo KBMApp

Setelah membahas kekurangan dan kelebihan KBM App dari sudut pandang pembaca, kali ini aku akan membahas dari sudut pandang penulisnya. Karena sesuai kepanjangan dari singkatan KBM, yaitu Komunitas Bisa Menulis, maka aplikasi ini tentu saja diperuntukkan juga bagi para penulis.

Aku sendiri, pernah menulis satu buku yang benar-benar tamat di KBM App yang berjudul "CERASAH: Cerita Anak Sekolah". Dan dari situ, aku sedikit-banyak memahami beberapa kekurangan dan kelebihan KBM App dari sudut pandang penulis, terkhususnya dari sudut pandang aku sendiri.

Kelebihan KBM App dari Sudut Pandang Penulis

Bebas Unggah Konten Kapan Saja, Tanpa Kontrak

Jika menulis di KBM App, kamu bisa unggah konten kapan saja ke aplikasi. Setiap hari pun tak apa. Bahkan jika dalam sehari menerbitkan tiga bab sekaligus, kamu bisa klaim tiga puluh koin perak di misi aktivitas.

Selain itu, KBM App juga tidak mengikat penulis dengan adanya kontrak atau surat perjanjian, misalnya untuk menerbitkan bab setiap hari, menamatkan buku dalam kurun waktu tertentu, dan sebagainya. Namun yang perlu kamu tahu, ada perjanjian kerja sama di aplikasi ini. Perjanjian tersebut meliputi: penulis tidak boleh mengunggah konten pronografi dan pornoliterasi; penulis tidak boleh mengunggah konten plagiarisme/saduran; bagi hasil pendapatan penulis dan pihak KBM App; dan lain sebagainya. Baca perjanjian kerja sama KBM App di sini.

Bisa Upload Gambar dan PDF

Mengunggah konten dengan cara menulis tentu sudah menjadi hal biasa di aplikasi menulis. Namun di KBM App, lebih dari itu. Kamu bisa unggah tulisan yang sudah menjadi file PDF atau unggah gambar baik berupa komik atau keterangan tulisan. Jadi kalau suka menggambar sekaligus punya ide cerita, coba saja dulu dibuat komik, kemudian terbitkan di KBM App.

Pengaturan Tulisan

Ketika menulis, terkadang ada kata yang ingin ditebalkan, dimiringkan, dan sebagainya. Nah, pengaturan ini ada di KBM App ketika penulis menulis konten. Jadi, kamu bisa edit tulisan seapik mungkin.

Tanpa Batasan Minimal Subscriber untuk Memonetisasi Tulisan

Setelah berhasil menulis lebih dari tujuh bab dalam satu buku di KBM App, penulis bisa memonetisasi tulisannya agar menjadi tulisan premium alias berbayar. Dan untuk monetisasi tersebut, penulis tidak dibebankan syarat apapun. Tidak juga dengan syarat minimal subscriber. Jadi subscriber di KBM App ini, hanya agar pembaca bisa update terus tulisan terbaru penulis. Bukan untuk syarat monetisasi. 

Fanboard untuk Berinteraksi dengan Penggemar

Di menu profil, kamu akan menjumpai ikon fanboard atau papan penggemar. Di mana dengan fitur ini, penulis bisa berinteraksi dengan para pengikutnya untuk membicarakan berbagai hal atau saling memberi dukungan.

Pelatihan Menulis Setiap Pekan

Tidak sekadar menyediakan platform untuk menerbitkan karya tulis, KBM App juga mendukung para penulis untuk terus belajar melalui program "Belajar Bersama Bintang" yang diadakan setiap pekannya. Biasanya, program ini diadakan setiap Rabu malam pukul 18.30 WIB. Namun, sewaktu-waktu bisa saja berubah, menyesuaikan situasi dan kondisi. Pada bulan Ramadan misalnya, program "Belajar Bersama Bintang" ini dialihkan waktunya menjadi Rabu siang.

Istimewanya lagi, pemateri di program ini tidak hanya Asma Nadia, Isa Alamsyah, Dewa Eka Prayoga, atau Tendi Murti selaku founder-nya. Namun juga penulis-penulis ternama, bahkan sutradara. Beberapa pemateri yang pernah diundang di acara ini di antaranya Dee Lestari, Sintia Yudisia, Ivan Lanin, dan Ahmad Fuadi. 

Program ini pun gratis. Tidak ada biaya sepeser pun yang perlu dikeluarkan untuk mengikutinya walau ikut di setiap pekan. Jadi, manfaatkan akses belajar ini, ya!

Pelatihan menulis bersama Helvy Tiana Rosa

Program Bagi Hasil Pendapatan

Yang satu ini, bisa jadi adalah hal yang sangat dinantikan semua pengguna KBM App. Termasuk aku sih, hehe.

Seperti yang sudah dibahas di tulisan sebelumnya, bahwa sebelum baca bab yang terkunci, pembaca harus unlock babnya dulu dengan 15 koin emas yang setara dengan Rp1.500. Nah, uang yang harus dikeluarkan pembaca itu akan jadi royalti bagi penulis. Namun tidak seluruhnya. Karena ada sekian persen yang perlu dibagi untuk pihak KBM App. Meski begitu, konon katanya penulislah yang mendapat bagian lebih besar.

Kekurangan KBM App dari Sudut Pandang Penulis

Cukup Sulit Menemukan Pembaca

Bagi penulis pemula di KBM App seperti aku, menemukan pembaca yang tepat merupakan hal yang cukup sulit. Ada beberapa hal yang menjadi alasannya. Pertama, pembaca di KBM App sepertinya lebih menyukai topik seputar rumah tangga. Bahkan di beranda saja, konten seputar hal tersebut lebih sering ditunjukkan dan menjadi most viewed. Jadi kalau kamu menulis konten seputar remaja, persahabatan, keluarga, dan sebagainya, selamat! Kamu telah berusaha melawan arus. Namun tentu harus usaha lebih keras.

Kedua, konten baru tidak akan otomatis terekspos di beranda. Karena ya, pengguna KBM App itu sangat banyak. Bahkan banyak di antaranya yang sudah menjadi star writing. Atau bisa diartikan, penulis unggulan. Dan menyaingi mereka bukanlah hal yang mudah. Namun kalau benar-benar kerja keras dan giat mempromosikan tulisan kamu di media sosial, mendapatkan pembaca di KBM App bukan hal yang mustahil.

Komentar Pembaca yang Kesannya Terpaksa

Bukan sekali-dua kali aku menemukan komentar pembaca--meskipun di buku orang lain-- yang kesannya terpaksa. Hal itu terlihat dari komentar mereka yang singkat dan asal memberi rating lima. Rata-rata mereka berkomentar, "wah bagus kak", "keren sekali ceritanya kak", "ceritanya bagus kak, subscribe ceritaku juga ya" dan sejenisnya. Tanpa sedikit pun menyinggung mengenai hal apa yang sebenarnya ada dalam konten tersebut. Misalkan, "ceritanya baper banget", "semoga gak ada teman seperti gita (nama tokoh jahat misalnya) di hidupku", atau sebagainya. Jadi, hal ini tentulah menjadi kekecewaan bagi penulis yang 'serius' karena tidak bisa mendapat kritikan dan masukan yang bisa jadi berpengaruh pada penulisannya ke depannya.

Namun, hal ini pun bukan tanpa alasan. Karena sebenarnya, KBM App juga memberi sebuah sanksi bagi pengguna yang memberi rating 1-3 di buku orang lain dengan mengurangi 10-30 koin perak. Selain itu, KBM App juga memberi reward bagi pengguna yang memberi rating 5 ke 2 buku sekaligus di hari yang sama dengan 50 koin perak. Oleh karenanya, dapat disimpulkan, bahwa alasan pembaca memberi rating lima dan komentar yang rata-rata bagus itu ada tiga: agar tulisannya dikunjungi balik; tidak didenda sehingga tidak mengurangi koin perak mereka; dan mendapatkan koin perak di setiap kali memberi rating lima di dua buku yang berbeda.

-

Teman-teman, tentunya setiap platform menulis itu memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda, ya. Dan di sini, aku tidak ada maksud untuk memojokkan atau mengunggulkan platform yang dimaksud. Jadi, silakan tentukan sendiri apakah aplikasi ini akan dipilih untuk media menulismu atau tidak.

Download aplikasi KBM App di sini.


24 January 2022

Kekurangan dan Kelebihan KBM App dari Sudut Pandang Pembaca

Logo KBMApp

Membaca, biasanya diidentikkan dengan buku. Siapa saja yang suka membaca, biasanya dijuluki kutu buku. Meski sebenarnya, buku bukanlah satu-satunya media yang bisa dijadikan bahan bacaan. Sejak dulu, sudah ada koran. Tapi tidak pernah ada julukan kutu koran. Kini, sudah ada situs web daring dan aplikasi bacaan. Tapi tidak pernah ada julukan kutu website atau kutu aplikasi.

Namun terlepas dari julukan tersebut, orang yang suka membaca semestinya tidak memilih-milih media bacaannya. Mau itu buku, koran, situs web, atau aplikasi, selama bisa dibaca, ya dibaca. Meski memang, setiap orang punya kecenderungan tersendiri apakah ia lebih suka membaca buku fisik, koran fisik, situs web daring, ebook, atau koran digital, berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki media tersebut. Begitu pula dengan aplikasi KBM App, yang menjadi salah satu aplikasi baca di Indonesia.

Sebenarnya, aplikasi KBM App ini tidak berfungsi sebagai aplikasi baca saja, tapi juga aplikasi menulis. Karena sesuai namanya, bahwa KBM itu merupakan singkatan dari Komunitas Bisa Menulis. Maka, di aplikasi ini pun kita bisa berperan sebagai pembaca dan penulis sekaligus.

Awalnya, nama aplikasi ini adalah Ketix dan dipelopori oleh Tendi Murti dan Dewa Eka Prayoga. Lalu entah di tahun 2019 atau 2020, aplikasi ini berubah nama menjadi KBM App. Aku sendiri, menggunakan aplikasi ini dari pertengahan tahun 2020 ketika namanya telah berubah menjadi KBM App. Sedangkan di tanggal 1 Mei 2021, KBM App berulang tahun yang kesatu. Itu artinya, kemungkinan perubahan nama ini baru resmi terjadi di tahun 2020. Dan dengan perubahan ini juga, Isa Alamsyah dan istrinya, Asma Nadia, ikut andil dalam pertumbuhan KBM App selanjutnya.

Namun sebelum itu, singkatan KBM sebenarnya sudah ramai di media sosial Facebook. Karena di sana, sudah ada grup dengan nama serupa, Komunitas Bisa Menulis (KBM), yang diprakarsai oleh Isa Alamsyah dan Asma Nadia. Bahkan, pernah juga grup tersebut tiba-tiba dihapus oleh Facebook  sehingga dibuatlah grup baru dengan nama hampir serupa setelahnya, KOMUNITAS BISA MENULIS (KBM.OFFICIAL).

Setelah membahas awal mula munculnya, mari kita lanjut dengan membahas kekurangan dan kelebihannya. Namun di karena KBM App ini aku berperan sebagai pembaca sekaligus penulis, maka di tulisan kali ini, aku akan membahas kekurangan dan kelebihan KBM App dari sudut pandang  pembaca lebih dulu.

Kekurangan KBM App dari Sudut Pandang Pembaca

Unlock Setiap Bab

Sebagai pembaca, sejujurnya ada rasa agak berat ketika mau unlock (buka kunci) setiap bab. Karena pada awalnya, aku mengunduh aplikasi ini dengan tujuan mencari bacaan gratis sih. Hehe. Dan ternyata aplikasi ini bukanlah tempatnya.

Di KBM App, pembaca perlu membuka kunci bab yang ingin dibaca yang telah di-monetize oleh penulisnya. Lebih tepatnya, ketika ingin membaca bab 8 sampai seterusnya. Karena di bab 1-7, memang diatur untuk tidak bisa di-monetize. Lalu bab 8-10, akan ada pilihan antara membuka bab dengan koin emas atau koin perak. Tentu, koin emas harganya lebih tinggi dari koin perak. Koin perak bisa didapat secara gratis dengan melakukan misi harian, sedangkan koin emas hanya bisa didapat dengan top up koin emas menggunakan uang. Nah, untuk membuka sebuah bab, diperlukan 15 koin emas atau 15 koin perak (khusus bab 8-10). Sedangkan jika dirupiahkan, 15 koin emas itu setara dengan uang Rp1.500. Ya, sebenarnya, tarif sebesar itu cukup murah untuk membuka sebuah bab dalam buku digital. Tapi ya, malasnya, harus top up berulang kali. Belum lagi, kalau dalam satu buku itu terdiri dari puluhan bab. Misalnya, 60 bab saja. Dari bab satu sampai sepuluh, bolehlah kita katakan gratis. Itu artinya, masih ada lima puluh bab lagi yang perlu di-unlock. Sedangkan 50 (jumlah bab) × 1.500 (tarif per bab) = 75.000. Dan menurutku, harga sebesar itu sudah cukup untuk membeli buku fisik. Jadi kalau memang harga totalnya bisa sampai segitu, ya mending beli buku fisiknya deh. Tapi semestinya sih, bagi orang yang memang senang membaca dan memiliki uang, hal itu bukanlah halangan untuk membaca buku-buku di KBM App. Tidak seperti aku, yang masih hitung-hitungan.

Konten Buku

Salah satu hal yang kurang aku suka dari aplikasi ini, adalah konten ceritanya yang lebih banyak condong ke arah pernikahan, perselingkuhan, dan cerita-cerita rumah tangga lainnya. Malahan, cerita seperti itu paling banyak dilihat dan terpampang di beranda aplikasi. Sedangkan aku yang jelas masih remaja --biar ngerasa muda walau umur terus menua--, lebih berminat cerita teenlit, persahabatan, keluarga, dan sebagainya. Namun bukan berarti cerita-cerita remaja tidak ada. Karena dari sepengamatan aku sih, sebenarnya memang ada, tapi kurang terekspos di beranda. Salah satunya adalah Gadis Korban Bullying dan Pangeran dari Masa Lalu.

Risiko Cerita Tidak Ditamatkan

Di KBM App, penulis dibolehkan mengunggah konten kapan pun, tanpa terikat kontrak, dan tidak mengharuskan untuk menamatkan tulisan. Namun bagi pembaca, hal itu menjadi suatu kekhawatiran kalau-kalau buku yang sedang dibacanya tidak segera dituntaskan oleh penulis. Kan pembaca kecewa juga dong. Sudah unlock bab berkali-kali, tapi tidak tahu ending ceritanya akan seperti apa karena cerita belum juga dituntaskan penulis. Selain itu, ada risiko juga jika kita membuka kunci bab dengan koin emas, tapi isinya sangat sedikit. Hal itu karena KBM App belum secara tegas memberi batasan minimal kata untuk bab premium (bab 8 dst.). Meski sebenarnya, aku sendiri pernah baca di syarat dan ketentuan, bahwa minimal kata dalam cerita bab premium adalah 1000 kata, agar tidak merugikan pembaca. Jadi buat penulis di KBM App--termasuk aku juga pastinya--, tolonglah, buat cerita yang sedikit lebih panjang agar pembaca tidak terlalu merasa dirugikan. Hehe.

Kelebihan KBM App dari Sudut Pandang Pembaca

Koleksi Buku Asma Nadia yang Eksklusif

Selain berperan sebagai salah satu founder KBM App, Asma Nadia juga mengunggah buku terbarunya di aplikasi ini. Beberapa di antaranya bahkan benar-benar eksklusif, hanya ada di KBM App dan belum ada versi cetaknya. Maka, pengguna KBM App diberi kesempatan untuk menjadi pembaca pertama bukunya. Tentu, sama dengan buku tulisan pengguna lainnya. Sama-sama harus dibuka dengan koin emas. Adapun beberapa buku yang eksklusif tersebut antara lain Nikah Tanpa Pacaran, Pertama Bilang Cinta, Bidadari untuk Dewa, dan Assalamu'alaikum Beijing 2: Lost in Ningxia.

Bagaimana? Belum tahu 'kan cerita keempat buku tersebut? Jadi kalau mau jadi pembaca pertama buku -buku karya Asma Nadia, bolehlah unduh aplikasi KBM App. Sekalian menulis juga nantinya. Oh ya, buku Nikah Tanpa Pacaran, belakangan ini baru diterbitkan versi cetaknya oleh Penerbit Republika. Beli bukunya di sini yuk!

Tidak Akan Menemukan Tulisan yang Berbau Porno

Meski kebanyakan konten bukunya berupa cerita-cerita rumah tangga, tapi KBM App tidak akan membiarkan adanya pornoliterasi dan pornografi dalam konten. Karena memang, pihak KBM App melarang hal demikian. Bahkan jika ada yang melanggar, konten tersebut bisa saja diubah atau dihapus.

Untuk yang belum tahu, pornografi itu berupa gambar porno. Ya, sudah tahu 'kan maksudnya bagaimana?

Loh, kenapa dilarang pornografi? Kan kontennya juga tulisan semua?

Tidak semua konten berupa tulisan. Di KBM App, penulis juga bisa mengunggah gambar, misalnya untuk ilustrasi atau keterangan tulisan. Atau, penulis juga bisa mengunggah komik yang dibuatnya sendiri. Selain itu, cover buku juga diperhatikan. Intinya, tidak boleh ada pornografi dalam bentuk apapun. Baik itu sebagai ilustrasi, komik, cover, dan sebagainya.

Selanjutnya, pornoliterasi. Sederhananya, pornoliterasi yaitu tulisan yang mendeskripsikan adegan porno. Misalnya, --mohon maaf-- membuka kancing ketika ingin melakukan jima'. Jadi, walaupun ceritanya berupa cerita rumah tangga, tetap saja adegan demikian tidak diperbolehkann. Karena pada intinya sih, KBM App itu ingin membuktikan, bahwa tulisan itu bisa bagus, lo, tanpa adegan demikian. Tulisan itu bisa menarik minat pembaca, lo, walau tanpa adegan mengundang syahwat. Cukup mengundangnya tuh mengundang emosi pembaca saja untuk menangis, tertawa, dan merasakan apa yang dirasa tokoh dalam cerita. Tidak perlu mengundang syahwat. Jadi, KBM App ingin menjadi wadah yang 'sehat' bagi pembaca dan penulis.

Promo Top Up Koin Emas

Dalam kesempatan tertentu, KBM App cukup sering mengadakan promo top up koin emas. Bisa itu berupa koinnya yang bertambah sekian persen, beli koin tapi cashback sekian persen, dan sebagainya. Namun, tentu ada syarat-syaratnya. Misalnya, promo hanya berlaku selama sekian jam. Atau, promo berlaku untuk metode pembayaran OVO, DANA, dan Gopay. Namun, ketentuan setiap promo yang diadakan berubah-ubah. Dan kalau mau update terus tentang info promonya, follow saja instagram @kbmapp dan subscribe kanal Telegram KBM App. Karena di sana, ada banyak info menarik seputar KBM App.

Perkiraan Waktu Baca

Di bagian kekurangan KBM App, aku membahas bahwa ada risiko ketika kita membuka kunci bab dengan koin emas, tapi isinya sangat sedikit. Nah, hal itu bisa sedikit teratasi dengan adanya perkiraan waktu baca yang diperkirakan oleh pihak KBM App berdasarkan panjang tulisannya. Perkiraan waktu baca itu akan muncul ketika kita membuka bab, bahkan sebelum membuka bab dengan koin emas, di sisi atas di bawah judul bab.

Pengaturan Tampilan Tulisan Ketika Membaca

Di sini, pembaca juga bisa mengatur tampilan tulisan sesuai kenyamanannya. Latar belakangnya bisa diubah menjadi hitam, putih, atau kuning. Ukuran tulisannya juga bisa diatur, apakah mau diperbesar, atau diperkecil. Bahkan jenis hurufnya pun memiliki pilihan, ada serif, sans serif, source sans pro, dan monospace. Pokoknya, kita bisa atur itu semua sesuai kenyamanan.

Merchandise Gift

Selain untuk membuka bab 8-10, koin perak juga memiliki kegunaan lain, lo. Yaitu ditukar dengan merchandise gift KBM App. Jadi kalau kita cukup sering melakukan misi harian dan memiliki banyak koin perak, tukar saja dengan merchandise gift yang tersedia. Di antaraya yaitu buku, gantungan kunci, manicure set, dan pajangan klompen. Gantungan kuncinya juga macam-macam. Ada yang dari luar negeri malahan. Pokoknya, keren-keren deh. Namun tentu, harus memenuhi persyaratan koin peraknya, nih. Karena masing-masing merchandise gift bisa didapat dengan menukar jumlah koin perak yang berbeda-beda. Misalnya, buku Humortivasi bisa didapat dengan menukar 38.000 koin perak, gantungan kunci Germany bisa didapat dengan menukar 90.000 koin perak, dan sebagainya. Jadi, semangat menjalankan misi hariannya, ya!

Bagaimana? Dari beberapa kekurangan dan kelebihan KBM App yang telah disebutkan di atas, apa kamu berminat menggunakan aplikasi ini? Kalau iya, yuk unduh aplikasi KBM App sekarang di sini!

18 January 2022

Melihat Cerminan Dunia di Masa Depan dari Buku 'Dunia Anna'

Buku Dunia Anna

Judul               : Dunia Anna

Penulis            : Jostein Gaarder

Penerjemah     : Irwan Syahrir

Penerbit           : Mizan, Bandung

Cetakan           : XIX, 2020

Tebal               : 248 halaman

ISBN               : 978-979-433-842-1

Harga              : Rp65.000,00

Jenis buku       : Fiksi 

Terjadinya pemanasan global di muka bumi tidak dapat dianggap ringan. Suhu bumi yang kian panas, menjadi salah satu akibat terjadinya pemanasan global. Maka dalam buku Dunia Anna ini, penulis menggambarkan prakiraan apa yang terjadi pada bumi di masa depan, dengan cerita fiksi yang sederhana dan menyadarkan pembaca.

Cerita Fiksi dengan Tokoh Gadis Berumur 16 Tahun

Buku Dunia Anna ini bercerita tentang seorang gadis yang akan berulang tahun ke-16 di 12 Desember 2012. Di usianya yang masih remaja, Anna menyadari kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Tentang rusa kutub yang menghampiri pedesaan, tiadanya musim salju di bulan Desember, sampai tikus dan hamster yang mati di hutan. Hingga akhirnya ia memahami, bahwa itu adalah salah satu akibat dari terjadinya pemasanan global.

Sedari kecil, Anna memang suka sekali berfantasi dan bercerita panjang lebar jika ditanya. Namun di tahun itu, ia merasa mendapatkan cerita-cerita yang seperti kisah nyata, dan ia merasakan cerita itu memang dikirim untuknya. Cerita itu tak lain berasal dari mimpi-mimpinya yang terus berkelanjutan tentang seorang gadis seusia dirinya bernama Nova. Dalam mimpinya itu, diceritakan bahwa Nova adalah cicit Anna di masa depan, tepatnya di tahun 2082. Di mana mimpi-mimpinya itu menggambarkan keadaan bumi yang gersang, panas, dan punahnya binatang-binatang yang masih ada di waktu Anna masih remaja.

Penulis buku Dunia Anna, Jostein Gaarder, mengemas pesan mendalam dalam cerita fiksi yang dibuatnya ini. Karena secara tak langsung, pembaca diajak berkaca dan memikirkan nasib bumi di masa depan dari bab ke babnya. Bahkan dalam cerita ini pula, penulis merinci beberapa binatang dan tumbuhan yang telah punah di masa kini, diperkirakan punah di masa depan, sampai pembaruan teknologi yang mungkin terjadi di masa depan. Misalnya, tikus dan hamster yang diceritakan mati di hutan karena tidak turunnya salju di bulan Desember pada bab pertama. Lalu di bab-bab selanjutnya, diceritakan tentang kupu-kupu yang mati, hutan tropis Amazon yang berubah menjadi padang rumput terbesar di dunia, layar lebar di langit-langit kamar, sampai mesin otomat hijau yang diceritakan bisa menampilkan video-video tentang binatang yang telah punah dengan tampilan yang amat jernih.

Baca juga: Bedanya Emoji dan Emotikon

Selain itu, pembaca juga diajak memikirkan tentang lingkungan akibat terjadinya perubahan iklim yang sangat drastis di masa depan. Misalnya, ketinggian air sungai yang berada dalam taraf membahayakan, kota-kota yang terendam pasir, sampai atmosfer bumi yang tidak lagi ‘sebersih’ dulu. Diceritakan, jika ingin mengotori atmosfer bumi, seseorang perlu membayarnya dengan sejumlah uang. Tentu hal ini sangat kontras dengan masa kini yang di mana manusia bisa mengotori atmosfer bumi dengan seenaknya. Baik itu mengotori dengan asap kendaraan, asap pabrik, asap kebakaran, dan sebagainya. Hal ini menjadi sebuah cerminan bahwa kita yang di masa kini, seharusnya lebih peduli pada generasi yang akan menempati bumi dan kondisi bumi di masa depan. Baik itu generasi anak kita, cucu, cicit, dan keturunan-keturunan seterusnya. Adapun caranya, bisa dengan cara tidak menebang pohon sembarangan, tidak membakar hutan, mengurangi penggunaan plastik, bepergian dengan kendaraan umum, dan sebagainya.

Sedangkan dari segi terjemahan, Irwan Syahrir berhasil menerjemahkan novel bahasa Inggris karya Jostein Gaarder ini dengan terjemahan yang cukup sempurna. Kalimat deskripsi dan percakapan demi percakapannya terasa mengalir seperti halnya novel Indonesia pada umumnya. Sehingga pembaca bisa membaca dengan nyaman tanpa terjanggal kata-kata yang kurang pas dan ketidaktersambungan kalimat dengan topik yang sedang dibicarakan.

Namun, dari segi alur, novel ini cukup membingungkan pembaca. Hampir selalu ada alur maju-mundur di setiap pergantian babnya. Untuk pembaca yang baru pertama kali membaca novel ini, mungkin akan bingung dengan alur ceritanya. Atau mungkin malah belum bisa menangkap pesan sesungguhnya yang terdapat dalam novel ini. Meski sebenarnya, jika diselidiki lagi, atau misalkan membaca buku ini kedua kalinya, alur maju-mundur dapat dibedakan dengan mudah. Ciri utamanya, yaitu pada jenis huruf yang digunakan. Pada cerita di masa kini, di situ diceritakan pada tahun 2012, menggunakan jenis huruf yang kemungkinan berupa Calibri. Sedangkan untuk cerita di masa depan, tepatnya di tahun 2082, menggunakan jenis huruf yang kemungkinan berupa Times New Roman.

Kekurangan lainnya dalam novel ini, yaitu terdapat beberapa kata yang mungkin asing bagi pembaca awam atau pembaca yang masih kurang mengerti tentang lingkungan hidup. Tapi, memang itulah intinya. Kita perlu mempelajarinya sehingga mengerti maksud dari apa yang tertulis dalam buku ini. Namun, itu justru menjadi tolok ukur pembatasan usia pembaca. Menurut saya sendiri, buku ini lebih cocok dibaca oleh remaja berusia 15 tahun ke atas, agar isinya bisa tertangkap dengan baik. Meski memang, memahami buku ini rasanya tidak cukup hanya dengan sekali membaca. Setidaknya, perlu dua kali membaca buku ini untuk benar-benar memahami pesan yang terkandung dalam buku Dunia Anna.

Miliki buku Dunia Anna di sini!


14 November 2021

Bedanya Emoji dan Emotikon
Emoji/Canva

๐Ÿ˜€๐Ÿ˜…๐Ÿ˜„๐Ÿคฉ๐Ÿ™‚๐Ÿฅณ

Untuk kamu yang membaca tulisan ini, aku mau nanya deh. Yang aku tunjukkan di baris pertama itu, namanya apa sih? Apa istilah yang sering kamu gunakan untuk menyebutnya? Emot? Emotikon? Atau emoji? Hm... Yang benarnya yang mana ya?

Rupanya, ekspresi bergambar itu disebut dengan emoji. Bukan emotikon. Dari jawaban yang aku dapat dalam kolom komentar unggahan akun Instagram @narabahasa di tanggal 5 Oktober 2021, emoji adalah sejenis emotikon dari Jepang. Sedangkan emotikon adalah ilustrasi yang menggambarkan suasana hati.

Tapi, sebenarnya aku sendiri masih bingung. 'Apa itu emotikon dari Jepang? Bagaimana rupanya?' Lalu beberapa minggu kemudian, akun Instagram @gsmsindonesia membalas komentarku. Katanya seperti ini, '@habibah2808 Ini emotikon  :) dan ini emoji itu ๐Ÿ˜Š'

Tapi, aku sendiri masih bingung tuh. Loh loh, apa toh maksudnya? Lalu karena ingin tahu, browsing-lah aku di mesin pencarian Google pada aplikasi Chrome. Dan hasilnya....

Baca juga: Cerita-Cerita Islam di Buku 'Tuhan Ada di Hatimu'

Ternyata sudah ada unggahan dari situs web lain yang menjelaskan tentang emoji dan emotikon! Haha. Ini menunjukkan betapa malasnya aku untuk browsing sebelumnya. Pada diri sendiri aku bertanya, 'Kenapa sebelumnya aku gak browsing dulu ya? Ternyata udah ada jawabannya.' Haha.

Dari salah satu situs web yang dibuka, aku menangkap bahwa emoji itu ya yang bergambar. Misalnya ๐Ÿ˜‚, ๐Ÿ˜, ๐Ÿคญ, ๐Ÿ˜™, dan ๐Ÿฅฐ. Sedangkan emotikon itu yang mengandung tanda baca juga huruf, sederhana, dan menyamping. Misalnya :-), :^), B-), :-D, dan ;). Tapi, ternyata masih ada satu lagi loh. Namanya Kaomoji. Masih pakai tanda baca juga huruf, tapi lebih ruwet dan menghadap ke bawah. Apa sih bahasanya? ๐Ÿคฃ Pokoknya, contohnya tuh gini, (ส˜แด—ส˜✿), (◠‿・)—☆, ส˜‿ส˜, (ใฃ˘ะท(˘⌣˘ ), dan ⊂(◉‿◉)ใค. Haha.

Kalau kamu mau pakai emoji, emotikon, atau kaomoji, biasanya sudah ada di keyboard ponsel loh. Jadi kamu tinggal pilih aja emoji, emotikon, atau kaomoji mana yang mau kamu pakai.

Gimana? Udah ketemu belum emoji, emotikon, dan kaomoji-nya?

26 September 2021

Resume MAFAKASI 2021

 Hiks!

Seminggu yang lalu, aku gak pos di blog ini. Sedih juga sih. Padahal udah berminggu-minggu mempertahankan untuk pos di blog setidaknya seminggu sekali. Eh, minggu kemarin malah enggak.

Ya, bukan tanpa alasan. Karena seminggu lalu, aku pergi dua hari berturut-turut bertemu teman jurusan. Tepatnya, di hari Jumat dan Sabtu. Parahnya, aku belum mempersiapkan sama sekali apa yang mau ditulis. Terus pas pulang dari ketemu teman di hari Jumat, sempat terpikir untuk me-review tempat yang dikunjungi. Tapi gak sempet juga. Jadi ya udah deh. Akhirnya gak pos. ๐Ÿ˜ถ

Dan akhirnya, hari ini, aku memutuskan untuk pos tulisan lagi! Wkwk.

Yah, karena gak punya banyak waktu, aku copy-paste tulisan resume pas MAFAKASI aja ya? Hehe. Sekalian kenang-kenangan juga kalau di tahun 2021 itu, Fakultas Dakwah dan Komunikasi mengadakan kegiatan MAFAKASI yang merupakan singkatan dari Mentoring Mahasiswa Fakultas dan Komunikasi. Tapi tentu, untuk mahasiswa barunya aja. Hehe.

Nah, sebagai pembuka, mari kita ketahui dulu tema dari MAFAKASI tahun 2021 ini. Temanya yaitu "Mewujudkan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang Fantastik". Tapi sayangnya, aku sendiri lupa apa itu kepanjangan dari Fantastik-nya ๐Ÿคฃ.

Acara ini resmi dimulai pada hari Minggu, 26 September 2021, sekitar jam setengah sebelas siang oleh Pak Dr. H. Dadan Suherdiana, M. Ag. sebagai wakil dekan 3. 

Selanjutnya, langsung saja ke resume pada rangkaian acara yang berlangsung setelah Zuhur.

- "Kampus adalah labotarium. Jadi bereksperimenlah!"

Orasi Ilmiah 1 :

- "Kampus melahirkan banyak karya."

- "Jadilah mahasiswa yang turun tangan dan ikut andil dalam agen perubahan."

Orasi Ilmiah 2 :

- "Semangat itu ada dalam diri kita."

Orasi Ilmiah seterusnya :

- "Api itu masih bersemayan dalam diri mereka."

- "Kampus adalah arena terbaik untuk berpetualang mencari ilmu."

- Indonesia berdiri di atas satu harapan."

- "Mulailah berharap dan berhenti meratap."

- "Jadilah mahasiswa yang bermanfaat bagi sesama, juga bagi semesta."

Lalu setelah Asar, terdapat juga acara talk show yang dipandu oleh Kak Adam Faza dengan narasumber Kak Nazilatus Syiam selaku lulusan terbaik tahun 2015 dengan IPK 3,99. Di mana setelah kelulusannya, beliau melanjutkan S2 di Polandia dan kini tengah menetap di Turki. Wow. Mantap banget, kan, prestasinya?

Ini dia beberapa perkataan Kak Nazila yang sempat kutulis ketika acara berlangsung dengan sedikit perubahan :

- Sebelum kuliah di luar negeri, harus ikut bahasa dulu.

- Makanan di Turki itu ada roti, nasi, dan lain-lain.

- Biaya hidup di Turki lebih murah dibanding biaya hidup di Polandia.

- Tingkatan kemahalan biaya UKT-nya dari yang paling mahal : 1. Polandia; 2. Turki; 3. Indonesia.

- Biaya kuliah di Polandia : 43 juta per semester.

- Kesulitan sebelumnya : Kerja sambil menyiapkan berkas kuliah dan legalisasi transkrip nilai ke mana-mana.

- Metode belajar ketika kuliah : Baca buku 10 lembar per hari dari materi yang akan dibahas keesokan harinya. Lalu gabung organisasi ekstra dan intra.

- Perkataan jahat yang pernah diterima di Turki : Diajak ke hotel sama orang asing.

- Motivasi ketika capai belajar : Dari diri sendiri dan ingat orang tua.

- "Study hard. Play hard. Work hard. Istirahat."

- Teruntuk mahasiswa baru : Ketahui dulu lingkungan tempat tinggal, jurusan dan kampus. Terus adaptasi dulu. Baru cari organisasi-organisasi lain.

- Bercita-cita menjadi entrepreneur dan dosen.

- Tips dan trik dapat beasiswa :

1. Punya target walau dari semester satu.

2. Persiapkan IPK.

3. Ketahui beasiswa yang akan diambil, terutama syarat-syaratnya.

4. Lancarkan bahasa Inggrisnya.

- Cara move on dari galau : Main : )

- Tutor belajar bahasa Inggris : Nonton film dan dengar musik pakai subtitle bahasa Inggris.

- Di Polandia dan Turki, individualis itu penting. Karena masing-masing orang gak akan mencampuri urusan orang lain.

- Di Turki, bedanya 4 jam lebih awal dari waktu Indonesia.

- Motivasi : 

1. Set your goals and keep on track!

2. Laksanakan proses tanpa protes.

- Titik terendah : Jadi ketua DEMA tapi sering diremehkan teman.

- "Perlu buta, tuli, dan bisu untuk diri sendiri."

- "Kalau ada kesempatan, ambil kesempatan itu. Karena kesempatan datang ke orang yang tepat dan tidak datang dua kali."

- Perempuan berasal dari bahasa Sansekerta, Per - Empuan. Artinya itu serba bisa.

- "Dunia terlalu keras jika hanya mengandalkan paras."

- Kalau ada bimbingan dengan dosen PA (Pembimbing Akademik), wajib ikut!

- Move on dari titik terendah : Mencari ketenangan dan kebahagiaan (menghilang dulu).

- Proses seleksi beasiswa : Administrasi dan Wawancara.

- Biaya translate oleh penerjemah tersumpah : Rp130.500,00 per halaman.

- Harus mengikuti aturan yang ada pada lembaga penyedia beasiswa.

- Sebaiknya ikut organisasi sebelum mengambil beasiswa.

- Buktikan pada orang tua bahwa kita bisa!

- "Dengan terbentur, akan terbentuk."

- "Hanya tai, sampah, dan ikan mati yang mengikuti arus."

Kata Kak Adam :

- Hidup itu tidak selalu tentang menang. Ada kalanya perlu kalah.


Cukup sekian resume hari ini. Sampai jumpa (mungkin) di resume berikutnya. Wkwk.

12 September 2021

PBAK UIN SGD Bandung 2021

Setelah dua tahun berjalan tanpa adanya kesibukan kuliah atau sekolah, akhirnya aku kembali terjun ke dunia pendidikan, dunia perkuliahan. Tapi tentu, tidak langsung kuliah dan mulai belajar. Karena sama halnya seperti SMP atau SMA, dunia perkuliahan pun dimulai dengan masa orientasi atau yang dulu lebih dikenal 'OSPEK'. Hanya saja, istilahnya sudah berganti. Bukan OSPEK. Melainkan PBAK yang merupakan singkatan dari Pengenalan Budaya dan Akademik Kemahasiswaan.

Namun karena masih pandemi, PBAK pun dilaksanakan secara daring. Semua kegiatannya dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom. Tidak perlu pergi ke kampus, apalagi sampai berjemur di bawah terik matahari. Hanya saja, harus menyiapkan kuota internet dan baterai perangkat yang digunakan, semaksimal mungkin. Pokoknya, enak banget deh. Hehe.

Dari jadwal PBAK yang dibagikan, kegiatan dimulai sejak tanggal 29 Agustus 2021 pukul 9 pagi. Pada waktu tersebut, dijadwalkan bahwa seluruh mahasiswa UIN SGD Bandung diharuskan mengikuti geladi PBAK Universitas sampai pukul 10 pagi dengan mengenakan pakaian yang sopan. Meski pada kenyataannya sih, memang masuk Zoom-nya. Tapi tidak kondusif seperti yang diperkirakan. Malah kalau gak salah, pewaranya gak bersuara sama sekali di geladi itu.

Selanjutnya di tanggal 30 Agustus 2021, sekitar jam 06.52 pagi, geladi PBAK universitas baru dilaksanakan. Jelas lebih kondusif dari geladi universitas di hari sebelumnya. Tapi ya, tetap dibilang terlambat juga. Karena dari jadwal yang dibagikan, PBAK universitas semestinya dimulai dari pukul 06.00. Dengan ketentuan, mahasiswa harus mengenakan pakaian kemaja putih dan kerudung hitam (bagi perempuan) dan menyiapkan name tag yang sudah diberi nama beserta kalungnya. Tak lupa, background Zoom juga perlu diganti dengan background yang sudah ditentukan masing-masing fakultas. Sedangkan pada kenyatannya, pada waktu tersebut baru dilaksanakan geladi PBAK universitasnya. Bukan langsung PBAK universitas.

Lalu setelah geladi PBAK universitas selesai, sempat ada istirahat sekitar 20 menit. Saat itu, pewara bahkan menyuruh kami untuk sarapan dulu. Haha. Tapi, aku tidak sarapan dulu sih. Takutnya tiba-tiba mulai gitu, kan? Nantinya repot. Apalagi, dari pemberitahuan sebelumnya, penilaian PBAK ditentukan kehadiran yang harus mencapai 95%. Kalau tidak, mungkin perlu mengulang PBAK, #katanya, hehe.

Sekitar pukul 07.52, PBAK universitas baru saja resmi dimulai. Diawali pembacaan ayat suci Al-Qur'an, sambutan dari rektor, pemutaran video profil UIN, dan sebagainya. Di mana pada salah satu susunan acara tersebut, ada acara penyematan name tag kepada dua orang mahasiswa baru di tempat berlangsungnya acara secara luring oleh rektor. Yang mungkin, seharusnya para mahasiswa di rumah juga disematkan name tag oleh orang tuanya masing-masing. Tapi, tidak diperintahkan secara langsung sih ketika acara berlangsung. Jadi, tidak ada acara penyematan name tag oleh orang tua mahasiswa di rumah.

Setelah itu, sekitar jam 11 siang, ada waktu istirahat. Ya, gak benar-benar istirahat sih. Tetap masuk Zoom juga. Tapi bisa melakukan hal lain gitu, off cam dulu. Dan saat itu, aku memanfaatkan waktu untuk makan nasi. Ya, kan lapar. Wkwk. 

Sekitar pukul 11.30, para mahasiswa harus on cam lagi karena acara kembali dilanjutkan. Di mana acara saat itu adalah acara talkshow yang mewawancarai empat wakil rektor UIN SGD Bandung. Dan ketika itulah, para mahasiswa harus melakukan resume yang nanti disetorkan di akun PMB, pada menu PBAK.

Sekitar pukul 12.30, acara talkshow tersebut sudah selesai. Dan acara PBAK universitas pun resmi ditutup beberapa saat kemudian dengan tampilan seorang mahasiswa solois yang menyanyikan sebuah lagu. Sebenarnya, mahasiswa solois tersebut tidak hanya sekali menyanyi di acara tersebut. Tapi berkali-kali pada sela-sela susunan acara. Jadi, cukup menghiburlah dalam suatu acara yang sangat resmi seperti ini. Hehe.