Tanpa
direncanakan, beberapa temanku tiba-tiba mengajak jalan-jalan di suatu hari.
Setelah berpikir berulang kali tempat apa yang akan dikunjungi, kami pun
memilih Museum Gedung Sate sebagai tujuan jalan-jalan di hari itu.
Namun setibanya
di Gedung Sate, kami dipusingkan dengan keberadaan tempat parkir motor dan
pintu masuk menuju Museum Gedung Sate. Ternyata, tempat parkir motor terpisah
dengan pintu masuk. Kami harus berjalan kaki sampai tiba di gerbang selanjutnya
untuk menuju Museum Gedung Sate.
Setelah memasuki
gerbang, ternyata kami masih juga dibingungkan dengan keberadaan museum Gedung
Sate. Setelah berjalan-jalan di sekitar Gedung Sate dan bertanya pada beberapa
petugas, ditemukan jugalah museum Gedung Sate yang kami cari.
Rupanya, museum Gedung
Sate berada di sisi kanan kantor utama Gedung Sate. Jika kamu juga ingin
berkunjung ke sana, kamu tinggal cari tempat yang di sana terdapat kursi-kursi
ala kafe dengan payung di atasnya, dan ada tulisan Gesa Cafe di sekitar tempat
tersebut. Jika tempat tersebut sudah ditemukan, kamu juga akan menemukan pintu
masuk museum Gedung Sate.
Pintu masuk
sudah ditemukan, maka kita tinggal memasuki museumnya dan membeli tiket di
resepsionis. Untuk mengelilingi Museum Gedung Sate ini, kita hanya perlu
membeli tiketnya dengan harga Rp5000 saja. Tapi perlu diingat, kita hanya bisa
memasuki museum ini di hari Selasa-Minggu pada pukul 09.30-16.00. Meski begitu,
sebaiknya hindari mengunjungi museum di pukul 12 sampai jam 1 siang, ya. Karena
waktu tersebut merupakan waktu istirahat.
Baca juga: Inggit Garnasih, Calon Ibu Negara Indonesia
Jika tiket sudah
dibeli, kita sudah bisa mengelilingi Museum Gedung Sate sepuasnya. Di dalamnya,
tercatat sejarah Gedung Sate yang disusun dengan begitu apik dan rapi pada
dinding di sekeliling ruangan. Dan jika bicara sejarah, tentu tidak terlepas dengan
para tokoh yang ikut membangun dan mempertahankan Gedung Sate. Namun jika ingin
beralih dari tulisan sejarah, kamu bisa memperhatikan beberapa miniatur Gedung
Sate yang dipajang dengan lapisan kaca di sekitar ruangan.
Tak hanya
menawarkan penyajian sejarah melalui tulisan, gambar, dan miniatur, pengunjung
juga bisa menyaksikan film berdurasi kurang dari 10 menit mengenai sejarah Gedung
Sate beserta 7 tokoh pahlawan Gedung Sate. Namun, aku tidak tahu apakah
pemutaran film tersebut dilakukan di waktu-waktu tertentu saja atau dalam kurun
waktu sekian jam sekali saja. Tapi jika boleh berbagi, saat aku dan teman-teman
berkunjung ke sana, film diputar sekitar pukul 13.25 WIB. Dan ketika film
diputar pun, ruang studio tidak harus dipenuhi pengunjung terlebih dulu. Jadi
kita tidak akan lama menunggu.
Beralih dari
film, kita akan menemukan lorong yang lebih gelap setelah keluar dari ruang pemutaran
film. Namun, lorong tersebut tidak benar-benar gelap. Karena terdapat cahaya
dari bawah lantainya yang berupa animasi bergerak dengan warna yang
berganti-ganti. Tapi, bukan animasi orang-orangan kayak Upin dan Ipin atau
Boboiboy, ya. Hehe.
Masih di sekitar
lorong, kita akan menemukan pintu ruang visual. Di ruang visual ini, ada
semacam layar LED yang menunjukkan seolah-olah di ruangan tersebut terdapat
beberapa orang yang bekerja. Dan jika kita bergabung di sana, maka kita akan
tampak juga seolah-olah kita memang sedang bersama orang-orang bekerja.
Padahal, orang yang bekerja itu ya hanya animasi. Dan agar terlihat seperti zaman
dulu, tampilan layar LED tersebut hanya menyajikan warna hitam, putih, dan
cokelat.
Kalau sudah puas di ruang visual dan keluar dari lorong gelap, selanjutnya kita akan disambut lukisan-lukisan keren karya warga Bandung di lorong yang lebih terang. Lukisan-lukisan tersebut tersaji di atas kanvas sepanjang lorong. Mulai dari lukisan Gedung Sate sampai kesenian khas Jawa Barat, tersaji di lorong ini.
Buat kamu yang
masih bingung di weekend ini mau ke mana, Gedung Sate bisa jadi tujuan yang pas
untukmu menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga. Selain karena lokasinya
yang strategis dan cukup dikenal, harga tiketnya pun masih di bawah harga
seporsi seblak yang biasa kamu makan. Hayo ngaku??
Jadi, yuk
berwisata sambil menyelami sejarah Gedung Sate di Museum Gedung Sate!
0 Comments: