04 February 2024

Museum Gedung Sate, Wisata Sejarah di Kota Kembang

Tanpa direncanakan, beberapa temanku tiba-tiba mengajak jalan-jalan di suatu hari. Setelah berpikir berulang kali tempat apa yang akan dikunjungi, kami pun memilih Museum Gedung Sate sebagai tujuan jalan-jalan di hari itu.

Namun setibanya di Gedung Sate, kami dipusingkan dengan keberadaan tempat parkir motor dan pintu masuk menuju Museum Gedung Sate. Ternyata, tempat parkir motor terpisah dengan pintu masuk. Kami harus berjalan kaki sampai tiba di gerbang selanjutnya untuk menuju Museum Gedung Sate.

Setelah memasuki gerbang, ternyata kami masih juga dibingungkan dengan keberadaan museum Gedung Sate. Setelah berjalan-jalan di sekitar Gedung Sate dan bertanya pada beberapa petugas, ditemukan jugalah museum Gedung Sate yang kami cari.

Rupanya, museum Gedung Sate berada di sisi kanan kantor utama Gedung Sate. Jika kamu juga ingin berkunjung ke sana, kamu tinggal cari tempat yang di sana terdapat kursi-kursi ala kafe dengan payung di atasnya, dan ada tulisan Gesa Cafe di sekitar tempat tersebut. Jika tempat tersebut sudah ditemukan, kamu juga akan menemukan pintu masuk museum Gedung Sate.

Pintu masuk sudah ditemukan, maka kita tinggal memasuki museumnya dan membeli tiket di resepsionis. Untuk mengelilingi Museum Gedung Sate ini, kita hanya perlu membeli tiketnya dengan harga Rp5000 saja. Tapi perlu diingat, kita hanya bisa memasuki museum ini di hari Selasa-Minggu pada pukul 09.30-16.00. Meski begitu, sebaiknya hindari mengunjungi museum di pukul 12 sampai jam 1 siang, ya. Karena waktu tersebut merupakan waktu istirahat.

Jika tiket sudah dibeli, kita sudah bisa mengelilingi Museum Gedung Sate sepuasnya. Di dalamnya, tercatat sejarah Gedung Sate yang disusun dengan begitu apik dan rapi pada dinding di sekeliling ruangan. Dan jika bicara sejarah, tentu tidak terlepas dengan para tokoh yang ikut membangun dan mempertahankan Gedung Sate. Namun jika ingin beralih dari tulisan sejarah, kamu bisa memperhatikan beberapa miniatur Gedung Sate yang dipajang dengan lapisan kaca di sekitar ruangan.

Tak hanya menawarkan penyajian sejarah melalui tulisan, gambar, dan miniatur, pengunjung juga bisa menyaksikan film berdurasi kurang dari 10 menit mengenai sejarah Gedung Sate beserta 7 tokoh pahlawan Gedung Sate. Namun, aku tidak tahu apakah pemutaran film tersebut dilakukan di waktu-waktu tertentu saja atau dalam kurun waktu sekian jam sekali saja. Tapi jika boleh berbagi, saat aku dan teman-teman berkunjung ke sana, film diputar sekitar pukul 13.25 WIB. Dan ketika film diputar pun, ruang studio tidak harus dipenuhi pengunjung terlebih dulu. Jadi kita tidak akan lama menunggu.

Beralih dari film, kita akan menemukan lorong yang lebih gelap setelah keluar dari ruang pemutaran film. Namun, lorong tersebut tidak benar-benar gelap. Karena terdapat cahaya dari bawah lantainya yang berupa animasi bergerak dengan warna yang berganti-ganti. Tapi, bukan animasi orang-orangan kayak Upin dan Ipin atau Boboiboy, ya. Hehe.

Masih di sekitar lorong, kita akan menemukan pintu ruang visual. Di ruang visual ini, ada semacam layar LED yang menunjukkan seolah-olah di ruangan tersebut terdapat beberapa orang yang bekerja. Dan jika kita bergabung di sana, maka kita akan tampak juga seolah-olah kita memang sedang bersama orang-orang bekerja. Padahal, orang yang bekerja itu ya hanya animasi. Dan agar terlihat seperti zaman dulu, tampilan layar LED tersebut hanya menyajikan warna hitam, putih, dan cokelat.

Kalau sudah puas di ruang visual dan keluar dari lorong gelap, selanjutnya kita akan disambut lukisan-lukisan keren karya warga Bandung di lorong yang lebih terang. Lukisan-lukisan tersebut tersaji di atas kanvas sepanjang lorong. Mulai dari lukisan Gedung Sate sampai kesenian khas Jawa Barat, tersaji di lorong ini.

Buat kamu yang masih bingung di weekend ini mau ke mana, Gedung Sate bisa jadi tujuan yang pas untukmu menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga. Selain karena lokasinya yang strategis dan cukup dikenal, harga tiketnya pun masih di bawah harga seporsi seblak yang biasa kamu makan. Hayo ngaku??

Jadi, yuk berwisata sambil menyelami sejarah Gedung Sate di Museum Gedung Sate!


Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: