21 August 2022

Pecinta Buku, Yuk ke Perpus BCH!
Rak buku

Keterbatasan buku yang dimiliki adalah salah satu kendala bagi para pecinta buku. Bagaimana tidak? Setelah berusaha untuk menyukai buku dengan mulai membacanya, justru mereka malah kebingungan karena hanya sedikit buku yang mereka miliki. Alhasil, setelah buku yang dimilikinya habis dibaca, mereka tidak tahu harus memuaskan minat bacanya ke buku mana lagi.

Bagi mereka yang berkecukupan, tentu bukan hal yang sulit untuk membeli buku lain. Namun bagi orang-orang yang kurang mampu, perlu usaha besar untuk membeli buku lagi. Misalnya, dengan cara menabung terlebih dulu.

Tapi selain dengan cara membeli buku, para  pecinta buku juga bisa memuaskan minat bacanya melalui perpustakaan. Apalagi, perpustakaan tak pandang bulu. Bisa dikunjungi oleh orang-orang dari kalangan apapun. Baik kalangan 'sultan' atau pelajar, bisa mengunjungi perpustakaan kapan pun mereka mau.

Nah, bagi pecinta buku yang tinggal di Bandung, ada rekomendasi perpustakaan yang bisa menjadi pilihan kamu untuk membaca buku sepuasnya. Perpustakaan tersebut berada di gedung Bandung Creative Hub (BCH) yang berlokasi di Jalan Laswi No.7, Kacapiring, Kec. Batununggal, Kota Bandung.

Gedung BCH ini berada di pinggir jalan. Jadi kamu bisa dengan mudah menemukannya. Desain gedungnya pun berbeda dari yang lain, unik dan berwarna-warni. Bahkan trotoar di sekitar gedung juga berwarna-warni disertai beberapa tempat duduk permanen. Dan di salah satu sisi gedung, terdapat prasasti peresmian gedung Bandung Creative Hub yang menghadap ke jalan raya.


Untuk menuju perpustakaan, kamu bisa memasuki BCH dengan melewati pintu kecil yang berada di samping pintu besar.

Baca juga: Bedanya Emoji dan Emotikon

Tunggu dulu. Hm, bagaimana cara mendefinisikannya ya?

Jika kamu berada di depan BCH, kamu akan melihat amphitheater seperti yang tampak pada gambar di bawah ini. Aku menyebutnya sebagai pintu besar, ya. Hehe. Nah, di samping kanan pintu besar itu, ada pintu kecil, yang sayangnya, tidak aku foto : (


Dari pintu kecil, kamu akan menemukan lift dan tangga di sisi kanan. Dan untuk ke perpustakaan, kamu harus naik ke lantai 2 baik lewat lift atau tangga, sesuai keinginan.

Tapi, sekadar informasi, jika dari pintu kecil yang dimasuki sebelumnya kamu berjalan lurus terus, kamu akan menemukan mushola dan tempat wudu. Ya, ini pasti berarti banget buat kamu yang muslim, kan? Hehe.


Setiba di lantai 2, kamu akan menemukan petunjuk seperti yang ada di bawah ini di depan lift.


Di petunjuk tersebut, perpustakaan memiliki tanda panah ke arah kiri, ya. Padahal perpustakaan berada di sebelah kanan, lo. Jadi tidak jauh dari pintu lift, kamu akan menemukan pintu yang akan membawamu ke perpustakaan.

Masuk ke pintu tersebut, dan berjalan lurus terus hingga kamu menemukan pintu perpustakaan di samping kanan. Dan... Masuklah ke perpustakaan BCH!


Tapi sebelum benar-benar menikmati perpustakaan, kamu harus melepas alas kaki setelah melewati pintu perpustakaan dan menyimpannya pada rak sepatu yang tersedia. Maju beberapa langkah, kemudian akan ditemukan rak penyimpanan barang pengunjung, seperti tas, misalnya. Dan saat menyimpan tas, mungkin kamu akan menemui penjaga perpustakaan yang duduk di balik meja kayu yang tak jauh dari rak penyimpanan barang. Setelah itu, barulah bisa memilih buku yang ingin dibaca di perpustakaan. Rak buku beserta isinya tentu tersusun rapi. Banyak buku dengan kategori beragam yang bisa dipilih. Ada kategori bisnis, pendidikan, ekonomi, komik, fiksi, beserta kategori-kategori lainnya. Namun dari sepengamatanku, lebih banyak rak dengan kategori fiksi sih. Tapi gak papa. Karena kalau aku, emang lebih suka baca buku cerita. Hehe.

Dari awal masuk, perpustakaan ini dialasi dengan karpet. Jadi walau tidak berkaus kaki, kamu tidak akan kedinginan karena dinginnya lantai. Belum lagi ada meja pendek yang bisa digunakan anak-anak. Kalau gak ada karpet dan anak-anak duduk di sekitar meja pendek itu, bakal kerasa banget dingin lantainya sih pasti. Hehe.


Buat kamu yang mau ngerjain tugas di perpustakaan sembari mencari referensi, bisa duduk di kursi empuk beserta meja yang setara tentunya. Terutama kalau ngerjainnya pakai laptop nih, tapi laptopnya sambil dicas, ada stopkontak di atas meja. Jadi ya pasti bisa sambil dicas-lah. Ini kan yang kamu butuhkan?


Kalau ingin baca buku sambil bersantai di samping jendela, kamu bisa pilih tempat duduk persegi dengan keempat sudut yang melengkung ini. Dengan alas yang lumayan empuk dan gak bikin pantat sakit, mood baca kamu mungkin bakal lebih naik lagi. Tapi sayangnya, tempat duduk ini hanya ada empat buah di perpustakaan. Jadi kalau keempatnya diisi orang lain, ya giliran ngalah dulu deh duduknya di tempat duduk lain.


Sebenarnya, kalau diperhatikan, letak perpustakaan BCH sudah terlihat dari pintu besar yang memberi penampakan amphitheater bagi kita. Namun saat itu terdapat semacam penghalang jalan buat masuk lewat amphitheater. Jadi mending lewat pintu kecil ajalah ya : )

Jadi, gimana nih, kamu tertarik buat berkunjung dan baca buku di sana? Atau sudah pernah berkunjung dan mau ke sana lagi?


28 July 2022

Tiga Fakta Jarimatika

"Satu tambah satu, berapa?" tanya seorang kawan dengan menunjukkan jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanannya.

"Sebelas," jawabku.

Pertanyaan seperti yang ada di atas, mungkin bukanlah pertanyaan yang asing lagi bagi kamu. Barangkali, kamu menjawab dua. Karena dari pertanyaannya, hasilnya adalah dua secara logika. Ada juga yang menjawab sebelas, karena dua telunjuk yang ditunjukkan kawan tersebut menyerupai dua buah angka satu yang berjejer sehingga terlihat seperti angka sebelas.

Namun baru belakangan ini, aku menyadari bahwa jawaban "sebelas" dari pertanyaan tersebut bukan hanya karena dua buah telunjuk yang menyerupai angka sebelas. Melainkan, ada teori hitungannya.

Kamu mungkin pernah mendengar istilah "Jarimatika" yang merupakan singkatan dari "Jari dan Matematika." Konon, Jarimatika ini dikembangkan oleh Septi Peni Wulandani pada tahun 2000 hingga 2003. Hal ini bermula ketika beliau melihat anaknya kesulitan berhitung dengan menggunakan semua jari tangan dan kakinya. Sampai akhirnya, metode ini dipublikasi pada tahun 2003 dengan terbitnya buku berjudul Jarimatika, Penambahan dan Pengurangan.

Jika sedari kecil kita diajari metode berhitung sepuluh jari dan semuanya adalah satuan, lain halnya dengan metode Jarimatika. Dalam Jarimatika, hanya jari-jari tangan kanan saja yang dihitung sebagai satuan. Sedangkan jari-jari tangan kiri dihitung sebagai puluhan. Berikut rinciannya :

Tangan Kanan

  • Angka 1 diwakili oleh jari telunjuk tangan kanan
  • Angka 2 diwakili oleh jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
  • Angka 3 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kanan
  • Angka 4 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking tangan kanan
  • Angka 5 diwakili oleh jari jempol tangan kanan
  • Angka 6 diwakili oleh jari jempol dan jari telunjuk tangan kanan
  • Angka 7 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
  • Angka 8 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kanan
  • Angka 9 diwakili oleh kelima jari tangan kanan

Tangan Kiri

  • Angka 10 diwakili oleh jari telunjuk tangan kiri
  • Angka 20 diwakili oleh jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri
  • Angka 30 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri
  • Angka 40 diwakili oleh jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking tangan kiri
  • Angka 50 diwakili oleh jari jempol tangan kiri
  • Angka 60 diwakili oleh jari jempol dan jari telunjuk tangan kiri
  • Angka 70 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri
  • Angka 80 diwakili oleh jari jempol, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri
  • Angka 90 diwakili oleh kelima jari tangan kiri

Dari rincian di atas, silakan kamu perhatikan pada angka 10 dan 1. Di mana angka 10 diwakili oleh jari telunjuk tangan kiri dan angka 1 diwakili oleh jari telunjuk tangan kanan. Nah, sekarang, coba praktikan dengan petunjuk tersebut.

Bagaimana? Apa sudah ditemukan jawabannya?

Ya. Teori perhitungan yang kumaksud adalah dengan menggunakan metode Jarimatika.

Maka, tebak-tebakkan "satu tambah satu" dengan menunjukkan jari telunjuk tangan kanan dan jari telunjuk tangan kiri, bukanlah sembarang tebak-tebakkan. Lebih dari itu, tebak-tebakkan ini seolah memancing kita untuk, "Lihat apa yang aku tunjukkan!". Bukan "Dengar apa yang saya katakan!". Ya, seandainya semua orang tahu.

Baca juga: Pecinta Buku, Yuk ke Perpus BCH!

Jadi, jawaban "sebelas" atas pertanyaan itu bisa dikatakan benar bukan hanya karena tampaknya, tapi juga dari teori perhitungannya.

Eits, pembahasan tidak sampai di situ saja. Judul tulisan ini, "Tiga Fakta Jarimatika", bukan? Maka hal di atas itu baru satu fakta saja. Dua sisanya, belum disampaikan.

Sekarang, perhatikan angka 90 dan angka 9. Di mana angka 90 diwakilkan oleh kelima jari  tangan kiri dan angka 9 diwakilkan oleh kelima jari tangan kanan. Hal ini sama saja berarti kamu harus membuka kesepuluh jari pada kedua tangan.

Nah, jika 90 dan 9 dijumlahkan, hasilnya menjadi 99, bukan? Dalam Islam, 99 itu adalah jumlah asmaul husna. Hal ini mengingatkanku pada perkataan orang-orang yang menyatakan bahwa pada telapak tangan kiri, terdapat garis tangan yang menggambarkan angka 81 dengan tulisan Arab. Sedangkan pada tangan kanan, terdapat garis tangan yang menggambarkan angka 18 dengan tulisan Arab pula. Jika kedua angka ini dijumlahkan, maka hasilnya adalah 99. Sama seperti hitungan Jarimatika. Kok, bisa sama seperti ini ya? Seolah mengisyaratkan bahwa dalam kedua tangan kita memang mengandung 99 nama-Nya.

Lanjut, ke fakta Jarimatika yang ketiga.

Kamu mungkin pernah mendengar hotel bintang lima? Katanya, hotel bintang lima itu adalah hotel yang memiliki fasilitas paling lengkap dan mewah.

Atau, kamu juga pernah belanja di Shopee dan memberi penilaian rating lima yang merupakan penilaian terbaik kepada penjual atas barang yang sudah kita beli?

Omong-omong, kenapa angka 5, ya? Kenapa angka 5 yang menjadi ukuran tertinggi dan terbagus?

Jika dikaitkan dengan Jarimatika, angka 5 itu diwakili oleh jari jempol tangan kanan. Dan sebagaimana yang kita tahu, jari jempol tangan kanan juga seringkali menjadi sebuah simbol penilaian yang bagus. Misalnya, seseorang berkata, "Saya kasih kamu jempol" sembari menunjukkan jari jempol tangan kanannya yang mengartikan bahwa orang yang mengucapkan tersebut memberi penilaian bagus kepada seseorang.

Lo, lo, kok bisa ya? Apa angka lima sebagai penilaian terbaik itu memang benar ada hubungannya dengan Jarimatika? Atau ada alasan lain? Tapi kalau dikaitkan lagi dengan Islam, 5 itu adalah jumlah salat dalam sehari dan rukun Islam. Barangkali, kalau melaksanakan salat 5 waktu setiap hari dan melaksanakan seluruh rukun Islam, kamu akan mendapatkan penilaian terbaik juga dari Sang Maha Mengetahui.

Wallahu 'alam.


Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jarimatika

20 July 2022

Jembarati, Penginapan dengan Pemandangan Gunung Merapi

Pergi ke luar kota, rasanya kurang lengkap tanpa menginap. Apalagi jika kota yang dikunjungi cukup jauh dan memakan waktu hingga beberapa jam lamanya untuk sampai di sana dari tempat asal. Misalnya, kota Yogyakarta dari kota Bandung. Beuh! Kalau tidak menginap, terbayang capeknya kan, sedangkan perjalanan Jogja-Bandung saja bisa sampai 9 jam.

Nah, bulan lalu, aku dan keluarga sempat liburan ke Jogja selama tiga hari. Dan salah satu tempat penginapan yang kami pilih adalah penginapan Jembarati yang berlokasi di Jalan Plagrak, Kiyaran, Wukirsari, City, Plupuh, Wukirsari, Kec. Cangkringan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55583 (sumber: Google Maps). Sayangnya, lokasi penginapan tersebut terbilang jauh dari kota sehingga membutuhkan waktu yang agak lama untuk sampai di sana. Namun setelah sampai, kami disuguhi udara sejuk beserta lahan persawahan yang lapang.

Rupanya, penginapan ini menyatu dengan alam. Setiap kamarnya pun memiliki beranda yang menghadap ke persawahan. Namun kamar-kamar tersebut terletak di posisi yang sedikit lebih tinggi dari persawahan. Bahkan, dari beranda kamar yang kami tempati, kami bisa melihat pemandangan gunung merapi dengan jelas di pagi hari.

Masuk ke dalam kamar, kami disambut tiga kasur single yang diselingi nakas. Di dalamnya juga terdapat tikar yang terbentang di atas lantai beserta kursi dan rak yang berseberangan dengan letak kasur.

Lebih ke dalam lagi, terdapat gelas-gelas beserta air mineral, dan beberapa bungkus gula, teh, juga kopi, di atas meja panjang yang menempel pada dinding. Dan tak jauh dari gelas-gelas tersebut, Al-Quran dan sajadah tersedia di atas meja yang sama. Jadi jika kamu yang seorang muslim menginap di sini dan tak membawa Al-Quran, boleh tuh menenangkan diri dengan membaca ayat suci menggunakan Al-Quran yang tersedia.


Di samping meja panjang tersebut, barulah terdapat kamar mandi dengan fasilitas wastafel, kloset duduk, dan shower. Namun, shower ini memiliki tiga tipe yang dapat digunakan. Pertama, shower air dingin yang airnya hanya bisa keluar dari shower di atas kepala. Kedua, shower air hangat yang shower-nya bisa dipindah-pindahkan. Dan ketiga, keran air dingin yang tinggi kerannya pas untuk berwudu namun masih satu sumber dengan kedua shower sebelumnya. Untuk memindahkan tipe shower, pengunjung hanya perlu memutar saklar bulat ke kiri atau ke kanan.

Jika bosan di kamar, aku berjalan-jalan di sekitar penginapan. Menuruni tangga untuk menikmati alam sekitar. Di bawah, terdapat tempat makan yang terbuka bernama Resto Little Garden sehingga saya bisa melihat indahnya persawahan dan pemandangan gunung merapi. Di situ pula, terdapat satu-satunya saung kecil dengan alas kasur tipis jika ingin menikmati alam sambil berbaring. Dan di sekitar resto tersebut, terdapat kolam-kolam yang ditumbuhi tanaman air.





Sekadar info, aku memotret pemandangan gunung merapi di pagi hari. Jadi sebaiknya keluar kamarlah di pagi hari sekitar pukul setengah enam sampai tujuh pagi jika ingin melihat pemandangan gunung merapi sampai ke pucuknya. Sekaligus melihat sunrise juga yang sangat menakjubkan. Karena menjelang siang, gunung akan tertutupi awan.



Namun, karena penginapan ini berada di sekeliling persawahan, maka bukan hal yang aneh jika pengunjung menemukan serangga-serangga kecil seperti nyamuk, laba-laba, dan sebagainya. Bahkan di malam hari, kami mendengar suara tokek yang lumayan keras dari kamar, meski entah di manakah keberadaan tokek tersebut. Yang jelas, suara tersebut membuat kami agak khawatir barangkali hewan tersebut masuk ke dalam kamar.

Selain suara tokek, kami juga mendengar suara, yang konon katanya adalah gemericik air. Namun suara tersebut, aneh sebenarnya. Malam itu, aku dan Mimi menduga bahwa itu adalah suara wajan dengan minyak yang sedang digunakan untuk menggoreng tahu. Aneh sekali bukan? Hehe.

Meski begitu, penginapan Jembarati tetap jadi rekomendasi buat kamu yang lebih suka suasana pedesaan beserta alamnya. Tapi kalau kamu merasa terganggu dengan suara-suara ketika hendak tidur, sebaiknya hindari tempat ini karena di malam hari akan ada suara-suara alam yang mungkin bisa mengganggu tidurmu.

12 July 2022

Uniknya Idul Adha Tahun Ini
Jamaah Salat Idul Adha di Alun-Alun Ujungberung/Sumber : Dokumen pribadi

Menjelang hari idul adha, pemerintah menetapkan bahwa idul adha jatuh pada tanggal 10 Juli 2022. Namun berbeda dengan pemerintah, organisasi Muhammadiyah justru menetapkan tanggal idul adha-nya sendiri, yakni sehari sebelumnya, tanggal 9 Juli 2022.

Sebenarnya perbedaan pendapat seperti ini bukanlah hal yang asing bagi umat Islam di Indonesia. Pada hari lebaran sebelumnya, yakni idul fitri 1443 H, juga terdapat perbedaan pendapat antara pemerintah dan jemaah An-Nadzir di Gowa yang melaksanakan salat idul fitri pada 1 Mei 2022. Sedangkan pemerintah dan Muhammadiyah sepakat melaksanakan salat idul fitri sehari setelahnya, yakni pada 2 Mei 2022.

Perbedaan pendapat antara organisasi Islam dan pemerintah dalam penetapan hari raya, tentu bukanlah hal yang aneh. Namun, apa jadinya jika sebuah masjid yang tidak mengklaim diri sebagai organisasi mana pun, tapi tidak mengikuti kesepakatan pemerintah pula?

Itulah yang terjadi pada masjid di sekitar tempat tinggalku di idul adha tahun ini. Masjid tersebut bukan milik organisasi Muhammadiyah, namun tidak juga mengikuti kesepakatan pemerintah. Karena berdasarkan diskusi yang sempat dilakukan, pihak masjid menetapkan idul adha jatuh pada tanggal 9 Juli. Berbeda dengan pemerintah yang menetapkan 10 Juli sebagai hari idul adha. Padahal biasanya, setahu aku, masjid ini selalu mengikuti jadwal hari raya sesuai yang ditetapkan pemerintah. Lo ini, kok beda dari biasanya?

Memang sih, ibuku pernah bercerita tentang asal usul berdirinya masjid yang berada tepat di belakang rumahku itu. Sedangkan ibu tahu dari salah satu ustaz yang mendampingi ibu-ibu mengaji di masjid tersebut. Katanya, salah satu pendiri masjid ini adalah beliau (yang menceritakan) dan salah satu warga lainnya. Beliau (yang menceritakan) mengaku bahwa dirinya bukan Muhammadiyah. Sedangkan salah satu warga lainnya adalah anggota organisasi Muhammadiyah, yang bahkan memiliki kartu organisasi dan serangkaian keperluan organisasi. Keduanya, alhamdulillah masih hidup hingga saat ini. Namun aku kurang tahu betul apakah penetapan tanggal idul adha yang berbeda ini dipengaruhi salah satu pendiri masjid yang merupakan anggota Muhammadiyah tersebut atau tidak. Yang jelas, aku dan keluarga dibuat bingung dengan adanya perbedaan ini.

Masalahnya adalah, letak masjid tersebut sangat dekat dengan rumah. Sedangkan aku dan keluarga lebih cenderung pada pendapat pemerintah untuk sholat id di tanggal 10.

Namun, ibuku sering salat berjamaah di sana. Dan ibu mengira warga sekitar yang telah mengenal ibu akan bertanya-tanya jika beliau tidak salat id di masjid tersebut.

Baca juga : Rahmatnya Allah

Sebenarnya, tidak hanya ibu yang mengalami dilema demikian. Tapi juga bibiku. Makanya, mereka berdiskusi bagaimana caranya agar bisa salat tanggal 10 di alun-alun ujungberung tanpa ketahuan warga sekitar yang salat di tanggal 9 di masjid. Atas usul bapakku, kami (ibu, bapak, bibi, dan aku) memutuskan untuk tetap mengikuti salat id di masjid dekat rumah. Namun, niatnya bukan salat id, melainkan salat mutlak. Sedangkan salat mutlak sendiri adalah salat sunah tanpa sebab apapun. Kemudian di hari selanjutnya, kami bisa salat id di alun-alun.

Hari itu tiba. Tanggal 9.

Sebelumnya, aku kira masjid tersebut tidak jadi melaksanakan salat id di tanggal 9. Karena di hari sebelumnya, tidak ada warga yang takbiran di sana. Konon kata ibu, ada yang takbiran sih, tapi tengah malam. Sementara paginya, takbiran baru dimulai kurang lebih setengah atau satu jam sebelum khutbah id benar-benar dimulai. Ketika waktu itulah, ibu dan bapak pergi ke masjid. Sedangkan aku, yang telah mengetahui rencana mereka, enggan ikut salat karena masih mengantuk. Lagipula, mereka tidak benar-benar salat id.

Sepulang salat id di masjid, ibu langsung bersiap ke pasar untuk berjualan. Ibu juga masih berpuasa sunnah. Jadi bisa dibilang, salat id di masjid tersebut hanya formalitas. Selain karena alasan tersebut, ibu pergi ke pasar juga karena berjualan kue. Sedang biasanya, penjualan kue akan lebih meningkat dari hari-hari biasanya ketika menjelang lebaran. Aku pun menyusul beberapa jam kemudian untuk membantu ibu berdagang. Dan alhamdulillah, ya ada saja pemasukannya.

Malam hari di hari tersebut, bibi kembali ke rumah. Membicarakan bagaimana caranya agar esok hari bisa pergi ke alun-alun untuk salat id di pagi hari tanpa ketahuan warga sekitar. Lalu ibu dan bibi berencana untuk membawa mukena dan sajadah dengan dibungkus kantong plastik agar dikira akan pergi ke pasar, bukan ke alun-alun.

Esok hari lagi tiba. Aku, ibu, dan bapak, bersiap-siap salat id. Aku membawa alat salat dan koran dalam tas gendong, sedangkan ibu dan bapak membawa alat salat berbungkus kantong plastik.  Agar tak dikira pergi salat id (meski sebenarnya pergi salat id) oleh tetangga, kami berangkat secara terpisah. Ibu pergi mendahului aku dan bapak. Kemudian bapak menyusul beberapa menit kemudian, dan aku berangkat paling terakhir. Dan saat aku pergi, memang sekitar rumah masih sepi. Belum ada tetangga yang berkeliaran di sekitar.

Sepanjang perjalanan, aku berbicara sendiri mengenai idul adha ini. Menurutku, idul adha ini adalah idul adha teraneh dan membingungkan yang pernah kualami. Bagaimana tidak? Kami -terkecuali aku- jadi berpura-pura salat id di masjid dekat rumah dengan niat salat mutlak di hari kemarinnya. Dan sehari setelahnya, kami -beserta aku- pergi diam-diam tanpa diketahui warga seperti seseorang yang hendak kabur. Haha. Ini sungguh konyol.

Sampai di alun-alun, aku mencari tempat yang kosong dan segera menggelar koran beserta sajadah. Tadinya ingin mencari ibu, tapi kuota internetku habis sedangkan aku belum mengisinya lagi tadi pagi. Alhasil, aku menghubungi ibu lewat SMS. Namun sayangnya tak ada balasan. Mungkin, ibu tidak membuka kotak masuk SMS.

Singkat cerita, salat id dan khutbah sudah selesai. Aku membereskan alat salat, sedangkan koran kubiarkan pada tempatnya. Ingin menunggu ibu sebenarnya. Tapi ibu ada di sebelah mana saja aku tidak tahu. Maka aku berniat pulang lebih dulu. Namun, di pinggir alun-alun ada pedagang cilor. Jadi aku membelinya sebanyak 5 tusuk dengan harga lima ribu rupiah. Ya, untungnya ibu memberi uang tadi pagi. Meski saat itu beliau mengatakan bahwa uang itu untuk infak. Tapi ya, tidak ada kotak infak sejak aku datang hingga selesainya khutbah. Maka aku memutuskan menggunakan uang itu untuk membeli cilor. Lagi-lagi, aku tertawa geli. Uang yang harusnya dipakai infak malah dipakai jajan. Hehe.

Jajan sudah, tapi tak juga kutemukan ibu. Jadi ya, akhirnya aku pulang sendirian ke rumah. Namun saat hampir sampai rumah, aku bertemu salah satu tetangga. Dan aku hanya bisa tersenyum guna menyapanya. Ya, entahlah apakah beliau tahu bahwa aku baru saja salat id di alun-alun atau tidak.

Sesampainya di rumah, ternyata ibu belum datang juga. Baru ada bapak yang pulang dari salat id. Sedangkan teteh tidak salat id karena memang sedang halangan.

Beberapa saat kemudian, ibu datang dengan membawa kantong plastik berisi mukena. Tapi tak hanya itu. Ternyata ibu juga membeli gorengan. Haha. Sama halnya denganku, ibu juga berniat menggunakan uang untuk infak. Tapi karena tidak ada kotak infak, maka uang itu digunakan untuk beli gorengan. Ya, sebuah hal yang kebetulan.

Ibu juga bercerita bahwa ketika pulang, beliau bertemu tetangga. Dan kami sama-sama tertawa geli mengalami hal yang tak pernah diduga ini.

10 June 2022

Tahu Pocong

 Sore hari, aku pulang dari indekos Haikal yang berlokasi di dekat MAN 2 Bandung. Aku berjalan kaki dari tempatnya ke jalan raya. Kemudian berbelok ke arah SDN Cipadung untuk membeli tahu pocong yang gerobaknya berada di depan SD. Tanpa basa-basi, aku pun langsung memesan tahu pocong begitu sampai di sana.

“Mang, yang pedes 2, yang gak pedes 2.”

Pedagang lelaki itu langsung melayani dengan mengambil wadah berupa kertas yang dilipat sedemikian rupa, kemudian mengambil tahu yang dimaksud. Sedangkan aku mengambil selembaran uang lima puluh ribu rupiah dari dalam tas.

“Teh, yang gak pedes disobek kertasnya, ya,” pesan pedagang tersebut. Karena rasa tahu pocong yang berbeda, maka pedagang tersebut memisahkan tahu pocong pedas dan tidak pedas di dua wadah yang berbeda.

“Iya, Mang.”

Lalu, pedagang itu memberikan pesanan yang kupinta sedang aku membayarnya dengan uang yang sudah berada di tangan.

“Kembalian delapan belas ribu, Teh.”

“Nuhun, Mang.”

Uang kembalian yang diberi pedagang tersebut kumasukkan ke saku celana. Tak lupa, aku juga menyiapkan ongkos angkot dan langsung pulang ke rumah.

Sesampai di rumah, aku menaruh tahu pocong di atas meja makan. Kemudian mengabarkan pada kakak perempuanku, karena dialah yang memesan tahu pocong. Namun karena terlalu tanggung jika hanya beli satu tahu pocong untuknya, maka aku membeli empat tahu pocong sekaligus, masing-masing untukku, kakak, ibu, dan bapak.

“Teh, itu tahu pocongnya di atas meja makan.”

“Iya. Makasih, Dek.”

Tak lama setelah itu, Teteh berniat mengambil tahu pocong untuk dimakan. Namun dia bertanya, “Dek, ini yang mana yang pedes yang mana yang enggak?”

“Yang pedes kertasnya disobek, Teh,” jawabku.

Namun ketika Teteh makan, dia bertanya lagi padaku, “Dek, kamu bener yang pedes yang disobek kertasnya?”

“Iya.”

“Kenapa gak pedes? Gak ada rasa pedesnya sama sekali ini mah.”

“Ketuker mungkin, Bib.” Ibuku ikut menyahut.

“Oh iya gitu? Perasaan kata mang-nya yang pedes yang disobek.”

Merasa tak sesuai keinginan, Teteh kembali ke meja makan untuk mengambil tahu pocong pedas di wadah yang berbeda. Dan ternyata benar, tahu pocong yang dia ambil sebelumnya adalah tahu pocong yang tidak pedas.

“Bib, tahu pocong Teteh tadi tuh bener ketuker.” Ibu memberitahu.

“Berarti tadi aku salah denger mang tahu pocongnya ya.”

14 February 2022

Jangan Follow Akun Tokoh Publik! Kalau ...

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa hampir setiap tokoh publik memiliki akun media sosial. Termasuk juga pejabat, selebritis, penulis, motivator, pendakwah, dan macam-macam tokoh publik lainnya. Bahkan, banyak di antaranya yang memiliki ribuan hingga jutaan pengikut. Baik akun pribadi, akun berita, akun gosip, akun brand, dan tak jarang, akun haters pun mengikutinya. Lebih tepatnya, haters yang menyamar jadi followers. Karena di media sosial, kan, gak ada pembagian antara haters dan followers. Adanya, followers dan following. Hehe.

Tapi, kenapa sih, kok bisa ada haters? Haters itu apa?

Haters itu--mungkin kamu sudah mengetahuinya juga-- berarti 'para pembenci'. Asal katanya, hate yang berarti 'benci'. Kemudian ditambah 'r' menjadi hater yang berarti orang yang membenci. Lalu karena jumlahnya banyak, ditambah 's' yang menandakan jamak sehingga menjadi haters yang berarti 'para pembenci' atau 'orang-orang yang membenci'.

Biasanya, haters ini suka mengomentari si tokoh publik dengan komentar-komentar yang negatif atau kurang pantas. Pokoknya, apa saja yang dilakukan si tokoh publik, ada saja komentar negatif darinya.

Lalu, siapa sih haters itu?

Haters di media sosial itu, tak lain adalah orang-orang yang bermain internet. Ya, manusia juga pastinya. Bahkan bisa jadi kita termasuk di dalamnya. Tapi semoga tidak. Karena tentu tidak semua netizen (pengguna atau warga internet) dibilang haters si tokoh publik. Buktinya, masih ada orang-orang yang mengagumi si tokoh publik dengan cara positif. Misalnya, ia mendukung dan turut mendoakannya, meski sekadar lewat virtual.

Nah, sekarang pertanyaannya, kenapa orang-orang menjadi haters si tokoh publik? Apa penyebabnya?

Barangkali, ada banyak alasan mengapa seseorang membenci orang lain. Namun berdasarkan pengamatanku pribadi, setidaknya ada dua hal yang menjadi sebab mengapa netizen membenci seseorang di dunia maya. Pada tulisan ini, fokuskanlah ke seorang tokoh publik

Yang pertama, yaitu karena kekayaan, prestasi, atau sikap si tokoh publik.

Tak jarang, kekayaan, prestasi, dan sikap seorang tokoh publik disorot media. Dan karena hal itu, sebagian orang merasa iri kepada si tokoh publik. Akibatnya, tak sedikit orang yang tanpa sadar mengekspresikan rasa irinya itu dengan komentar-komentar negatif berupa hujatan.

Yang kedua, yaitu karena pengaruh dari netizen yang menjadi komentator akun si tokoh publik.

Ketika melihat postingan seorang tokoh publik, barangkali seseorang merasa biasa saja. Namun begitu melihat komentar-komentar netizen yang berupa hujatan, orang itu bisa saja ikut terpengaruh sehingga ikut menghujat juga meski ia tidak tahu kebenaran yang sebenarnya.

Sejujurnya, dua hal di atas adalah alasan yang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, rasa tidak suka atau benci seseorang akibat dorongan dari diri sendiri atau pengaruh dari orang lain, bisa muncul kapan saja. Maka untuk meminimalisirnya, sebaiknya kita tidak perlu follow akun tokoh publik jika belum bisa merespon prestasi dan kekayaan mereka secara positif, juga mudah terpengaruh komentar atau pikiran orang lain. Karena dengan TIDAK MENGIKUTI media sosial mereka, kita bisa meminimalisir terlontarnya komentar-komentar negatif lewat tulisan dan meminimalisir terpengaruhnya pikiran oleh komentar-komentar negatif orang lain.

Selain itu, kita juga belajar untuk menjaga kesehatan mental dengan tidak membenci atau iri pada orang lain. Toh makin membenci, hidup juga tidak makin tenang, kan?

07 February 2022

Verifikasi Akun Flip, Lama? Enggak kok!

Banyaknya bank yang berdiri di Indonesia, terkadang membuat kita terpaksa mentransfer uang ke rekening lain dengan bank yang berbeda. Akibatnya, ada biaya admin yang mesti ditanggung sehingga mengikis saldo rekening.

Namun, Flip hadir sebagai solusi atas masalah tersebut. Dengan Flip, kita bisa mentransfer uang ke rekening lain dengan bank yang berbeda tanpa biaya admin, dengan perantara rekening Flip.

Cara kerjanya pun mudah. Kita sebagai pemilik akun, hanya perlu transfer uang sesuai nominal yang telah diberikan pihak Flip, ke rekening Flip. Setelah mentransfer, konfirmasikan bahwa kita sudah mentransfer dengan mengklik tombol SAYA SUDAH TRANSFER yang ada pada aplikasi Flip. Tunggu beberapa saat, sampai transaksi transfer antarbank dinyatakan sukses. Selesai! Tinggal download bukti transaksi Flip yang muncul setelahnya. Baca cara kerja Flip lebih lengkap di sini.

Jika kamu termasuk orang yang cukup sering mentransfer uang ke rekening lain dengan bank yang berbeda, Flip ini sangat direkomendasikan untuk kamu. Karena walau terlihat kecil, biaya-biaya admin bank jika dikumpulkan, jumlahnya menjadi banyak juga. Jadi jelas saja Flip akan memperhemat pengeluaranmu.

Namun sebelum itu, kamu perlu tahu satu hal nih. Di Flip, ada empat langkah verifikasi. Yaitu verifikasi nomor HP, isi data diri, verifikasi email, dan verifikasi identitas. Dan jika sudah sampai melakukan verifikasi identitas, kamu bisa transaksi tanpa batasan jumlah. Sedangkan jika belum--misalnya baru sampai verifikasi email--kamu tetap bisa bertransaksi, tapi hanya sampai Rp500.000. Contohnya nih, kamu sudah transfer sampai Rp400.000 sebelumnya. Terus mau transfer lagi Rp150.000 ke bank lain, tapi belum verifikasi identitas. Nah, kamu belum bisa transfer lagi tuh kalau belum verifikasi identitas karena akan melewati batasan jumlah jika transfer Rp150.000. 

Jadi, harus gimana dong?

Jadi, harus verifikasi identitas dulu kalau mau transfer melewati batasan jumlah, yaitu Rp500.000. Dan ini tidak berlaku per hari. Melainkan seterusnya, terhitung setelah melakukan pendaftaran akun Flip.

Namun, proses verifikasi identitasnya juga tidak sulit kok. Bahkan prosesnya terhitung cepat berdasarkan pengalamanku, tidak sampai 24 jam.

Cara verifikasi identitas akun Flip:

  1. Login ke akun Flip, kemudian klik "Lengkapi informasimu dan dapatkan keuntungan yang maksimal!" di beranda aplikasi.
  2. Klik "Lanjut Verifikasi".
  3. Kemudian pilih "Verifikasi Identitas".

  4. Pilih dokumen identitas dan masukkan nomor kartu identitas yang dipilih. Kemudian klik tombol "LANJUT FOTO DOKUMEN".

  5. Selanjutnya, kamu diminta untuk memfoto KTP, wajah, dan wajah bersama KTP. Namun, foto di sini tidak bisa mengambil dari galeri. Kamu harus memfoto KTP secara langsung ketika melakukan verifikasi identitas. Begitu pun ketika memfoto wajah, dan wajah bersama KTP.

  6. Jika sudah, klik tombol "VERIFIKASI IDENTITAS". Lalu tunggu proses validasi data dalam 1× 24 jam.

Mudah, kan, caranya? Bahkan jika beruntung, proses validasinya bisa lebih cepat dari itu, lo. Yuk, download Flip dan lakukan verifikasi identitasmu sekarang agar transaksi tidak lagi terkendala.